Lihat ke Halaman Asli

Iradah haris

We do not need slogan anymore, we need equality in reality

Kenapa Harus Memaknai Bab Bersuci?

Diperbarui: 10 Mei 2021   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memaknai kitab kuning. (Foto krishna P Panolih/ Kompas)

Ini semester pertama Meikha belajar di bangku Tsanawiyah. Ia bingung kenapa saat pendaftaran panitia menjelaskan bahwa program unggulan yang wajib diikuti setiap siswa di sekolah ini adalah tes baca kitab kuning. Tiap semester. Baik siswa baru maupun kelas di atasnya.

Bahkan membaca kitab menjadi satu persyaratan kenaikan kelas. Meikha tidak sempat berpikir, mampu atau tidak. Batinnya sudah pada level penolakan. Tidak mengingini tes membaca kitab dengan makna berbahasa jawa.

Alasan terbesarnya, karena bahasa. Bahasa jawa susah dimengerti.  Sebab bukan bahasa ibu Meikha. Ia berasal dari luar pulau. Hanya kebetulan saja saat ini sekolah di sebuah kota di Jawa. Orang tuanya menginginkan Meikha menuntut ilmu di kota ini.

Meikha masih menyesuaikan diri dengan teman-teman barunya yang juga datang dari seluruh penjuru negeri. 

Tes baca kitab kuning ini, wajib dilalui semua anak stanawi. Anak kelas 1 di semester awal harus lolos tes baca kitab fiqih dasar, Fathul Qorib. Jika gagal, masih ada kesempatan mengulang sampai 3 kali. Bila gagal lagi ya terpaksa tinggal kelas dulu.

Sesi ini amat mendebarkan. Apalah lagi kalau tidak terkait soal konsekwensi tinggal kelasnya. Bila tak bisa membaca kitab kuning. Kitab Klasik yang hanya ada tulisan arabnya saja. Tanpa harokat. Gundul. Patut banyak yang menyebutnya kitab gundul.

Beberapa hari ini teman-teman Maikha memegang kitab Fathul Qorib setiap ada waktu dan kesempatan. Dimana pun mereka berada. Di sudut kelas, di perpustakaan, di mushollah sekolah, hingga ke kantin belakang.

Demikian juga harusnya Meikha. Namun ia justru hanya memeluk kitab Fathul Qorib dalam terjemahan bahasa indonesianya. Setidaknya dengan membaca terjemahan, Meikha paham, bab yang harus dibaca anak kelas 1 stanawi ini adalah bab pertama, thaharah. Tentang bersuci. 

"Kenapa mesti harus dimaknai pakai makna jawa. Toh diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia kan lebih mudah," Batin Meikha meronta.

Dalam terjemahan, Meikha membaca, Thaharoh berasal dari kata annazhofat yang berarti bersuci. Sedangkan menurut istilah artinya suatu perbuatan yang menjadikan sahnya shalat seperti wudhu, mandi, tayamum, dan menghilangkan najis. Sedangkan tuharot berarti alat untuk bersuci.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline