"Dari dulu aku menyukai laut, tapi kemarin caraku menikmati laut sungguh berbeda. Deburan ombak yang kencang membuatku khawatir, tapi luas dan birunya laut membuatku tenang". Pesan dari Senja untuk Laut.
Dari luas dan birunya laut, mata kita seakan tak pernah bosan untuk melihatnya. Aku yakin laut itu dalam dan semesta menyimpan banyak rahasia, pun sama seperti kita penuh rahasia yang kita sendiri tak tahu jawabannya. Lanjut Senja, Laut hanya mengagguk saja, entah apa yang ada dipikirannya. Hari itu, untuk terakhir kalinya Senja dan Laut menikmati kebersamaan. Singkat saja, Senja akan pergi setelah ia singgah sebentar pada Laut. Tapi singgah itulah yang menjadi penyesalan untuk Senja. Bukan hanya singgah, tapi perlahan Senja tenggelam di dalamnya, dalam dan hangat untuk beberapa saat. Senja akan tenggelam di ufuk barat, pun sama perasaan Senja tenggelam untuk Laut yang ada di ujung barat Indonesia.
Kata Laut, ia nyaman bertemu Senja. Senja memang hangat untuk Laut yang dingin. Tapi Senja harus pergi pada tempat peraduannya, tugas Senja di Barat Indonesia sudah selesai, keluarga Senja juga menunggunya di rumah. Kalut, antara pergi atau bertahan. Senja tak punya kuasa untuk singgah lebih lama, ia harus benar-benar pulang. Mobil melaju dari rumah ke sebuah bandara, dalam perjalanan pulang, Senja selalu melihat Laut di jendela, di kursi, di kaca, Laut selalu ada di mana-mana. Menemani perjalanan pulang yang entah kapan akan kembali. Laut adalah kumpulan air, dan sekarang ia tertampung di mata Senja. Dalam ketenangan, ia mengalir deras, membasahi pipi yang dulu tersenyum. Hati Senja sesak, rasa tidak percaya, dan pertanyaan bermunculan seiring dengan munculnya ingatan tentang Laut.
Kini Senja sudah di dalam pesawat, di tengah kepulan awan putih yang menyelimuti kesedihannya. Senja sudah benar-benar terbang meninggalkan Laut. Setiap langkah menjauhkan dan mendekatkan, menjauhkannya pada Laut dan mendekatkannya pada kenangan bersama Laut. Senja hanya berharap agar ia bisa tetap bersua dengan Laut meski pun dalam penjagaan jarak. Namun, harapan hanya harapan. Laut kembali tenang, dingin, seolah tidak terjadi apa-apa. Sebelum Senja pulang, Laut pernah berkata bahwa banyak hal yang belum dibicarakan. Tapi tiba tiba Laut memilih sunyi, tidak ada pesan, Laut memilih untuk diam dan tak membicarakan apapun. Senja berteriak memanggil manggil Laut, tapi Laut tetap tenang membiarkan Senja tenggelam sendirian. "Ya, Laut sudah menyerah pada jarak. Jarak bukan hanya menjauhkan Senja dan Laut, tapi juga menjauhkan perasaan Laut" tutur Senja di sebuah rumah di tempat peraduannya. Meski senja sudah tidak lagi di barat bersama Laut, tapi perasaannya masih tenggelam di sana.
Saat ini Senja berusaha untuk tidak menunggu apapun, Seperti pesan Laut sebelumnya, bahwa sesuatu yang ditunggu itu akan mengecewakan. Senja berusaha tidak menunggu singgah kedua kalinya pada Laut. Senja harus melanjutkan perjalanan, muncul sebagai cahaya baru di tempat lain. Jika memang semesta berkenan untuk mempertemukan kembali, semoga singgah kedua kalinya akan menjadi sungguh untuk Senja dan Laut. Saat ini, Senja menitipkan Laut pada penjagaan semesta. Semoga Laut baik-baik saja.
Senja, 13 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H