[caption id="attachment_155229" align="aligncenter" width="600" caption="Meja marmer Istana Negara yang pecah menjadi 9 kepingan"][/caption] INTERMEZZO
Anda yang pernah membaca bukunya Mas Wisnu Nugroho – Kompasianer juga – yang menulis Tetralogi Pak Beye, khususnya buku “Pak Beye Dan Politiknya” tentu sudah paham betapa gandrungnya Presiden kita ini pada angka 9. Mas Wisnu bahkan menulis bab khusus untuk ini : Bab 7 “KLENIK”. Ya, tanggal lahir beliau – yang juga dijadikan tanggal pendeklarasian partai yang didirikannya, Demokrat – adalah tanggal 9 bulan 9 tahun 1949. Bahkan jumlah awal anggota Partai Demokrat saat dideklarasikan adalah 99 orang! Menurut cerita Mas Wisnu, lampu gantung yang ada di kediaman pribadi Pak Beye di Cikeas jumlahnya ada 9 buah. Lukisan rusa tutul yang tergantung di pendopo rumah Cikeas pun jumlah rusanya ada 9 ekor.
Angka 9 dianggap membawa keberuntungan tatkala untuk pertama kalinya Partai Demokrat ikut Pemilu tahun 2004 dan mendapatkan nomor urut “9” ternyata bawa “hoki”, Demokrat sebagai parpol baru langsung menjaring suara 7%-an, sama dengan PKS yang sudah lebih dulu ikut Pemilu dan sudah punya wakil di DPR tahun 1999. Bahkan ketika nomor urut Partai Demokrat pada Pemilu 2009 ternyata “31” yang semula dianggap kurang hoki karena tak mengandung unsur “9”, akhirnya nomor itu pun diutak atik sebagai penjumlahan dari 9+9+4+9 = 31, hehehe…, bisa aja!
Kemarin, ada kejadian “9” yang kurang mengenakkan. Pak Beye melantik dan mengambil sumpah jabatan Albert Hasibuan sebagai anggota Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) yang baru. Usai mengucapkan sumpah jabatan, seperti lazimnya urutan acara pelantikan, Albert menandatangani Berita Acara Pelantikan (BAP). Penandatanganan dilakukan di meja marmer putih yang biasa dipakai kalau ada acara penandatanganan di Istana Negara. Setelah Albert tandatangan, Pak Beye ikut tanda tangan. Setelah itu keduanya kembali ke posisi masing-masing untuk menunggu announce saat Pak Beye dan Ibu Ani diikuti pejabat negara lainnya memberikan selamat kepada Albert Hasibuan.
Tiba-tiba tanpa sebab tanpa disentuh apapun, meja marmer itu pecah menjadi 9 keping! Di TV tampak Pak Beye berusaha tetap tenang seolah tak terpengaruh kejadian aneh itu, beliau terus berjalan ke arah Albert dan bersalaman. Sementara Ibu Ani yang tampak anggun dalam balutan kebaya merah muda – ini penampilan pertama Ibu Ani di depan publik setelah sempat dirawat di RS Gatot Subroto – sempat menoleh beberapa saat, memperhatikan Paspampres dan petugas protokoler Istana Negara yang berusaha menyingkirkan meja itu dan menutupinya dari sorot kamera wartawan.
Memang ini kejadian ganjil. Meja marmer yang kokoh dan baru 1-2 menit sebelumya dipakai untuk tanda tangan tiba-tiba pecah menjadi 9 keping tanpa ada yang menyentuhnya. Tentunya jika meja ini sudah retak, pihak rumah tangga istana pasti akan menyingkirkannya sejak awal. Ah…, keganjilan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Tapi buat yang gemar klenik, pecahnya meja marmer secara tiba-tiba menjadi 9 keping pastilah enak untuk di-utak atik gathuk jadi prediksi-prediksi ke depan. Untung saja kejadiannya bukan tanggal 9 tapi tanggal 10 Januari. Nah, silakan pecahkan “misteri 9 keping marmer” itu, hahaha…!
[caption id="attachment_155233" align="aligncenter" width="450" caption="Petugas Paspampres dan Protokol Istana Negara berusaha mengisolir meja dari sorotan kamera"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H