Lihat ke Halaman Asli

Ira anggraini

Maahasiwa IAIN jember/PAI/A7

Menjadi Guru Adalah Jalan Tol Menuju Surga

Diperbarui: 18 April 2020   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi guru adalah suatu tugas yang mulia, tanpa adanya seorang guru tidak akan ada pengetahuan di bumi ini, dalam sejarah islam, ALLAH mengajarkan kepada Nabi Adam a.s tentang nama-nama dibumi sehingga Nabi Adam a.s bisa menjawab pertanyaan ALLAH SWT pada saat malaikat-malaikat dan jin di suruh bersujud ke Nabi Adam a.s dan jin tidak mau bersujud karena jin meresa lebih mulia dari Nabi Adam a.s, lalu ALLAH memberikan pertanyaan tentang benda-benda di bumi dan hanya Nabi Adam a.s yang bisa menjawab, kerena ALLAH SWT hanya mengajarkannya ke Nabi Adam a.s, firman Allah SWT QS Al-Baqarah ayat 31 yang artinya:"Dan di ajarkan kepada adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia diperlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman,"sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kaau yang benar."  dari sejarah ini jelas bahwa tanpa adanya guru ilmu pengetahuan tidak akan ada dan ALLAH SWT guru pertama.

Sesuatu yang kita lakukan di bumi ini, pasti kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat, dimana ALLAH SWT sudah menjajikan, bagi orang yang beriman dan beramal sholeh akan mendapat kenikmatan surga, dan bagi orang yang tidak beriman dan melanggar perintah ALLAH SWT, akan merasakan kepedihan di neraka. Untuk sampai di surga dan neraka, itu ada prosesnya, diantaranya kelak manusia akan melewati jembatan shiratal mustaqim, jembatan ini merupakan jembatan dan dibawahnya adalah neraka, dan yang menghubungkan dengan pintu surga.

Semua manusia yang beramal buruk dan beramal sholeh pasti akan melewati jembatan ini tanpa terkecuali, bagi manusia yang tidak bisa melewati jembatan ini, ntah itu jatuh dan tepeleset dia akan masuk kedalam neraka, dan sebaliknya jika manusia bisa melewatinya maka dia akan masuk kedalam surga.

Dalam proses ini digambarkan macam-macam manusia untuk bisa melewati jembatan ini, ada seseorang yang hanya berkedip lalu sampai ke surga, ada yang jalannya merangkak, dan ada yang jatuh berkali-kali lalu bisa melewati jembatan ini, ada yang hanya menelapakkan kakinya lalu jatuh. Semua itu tergantung perbuatan yang telah di lakukan di dunia.

Profesi guru itu mulia, dimana dengan profesi ini kita bisa memberi manfaat kepada orang lain, untuk bisa menjadi guru sebagai  jalan tol menuju surga, tidak cukup seorang guru memiliki kualiatas akademis yang baik. Contohnya: guru yang mampu mengusai materi guru yang pintar, lulusan tertinggi (S3), yang berbenampilan yang baik. Tetapi dalam hal itu seorang guru harus memiliki sifat sabar,tulus, dan mengayomi anak didiknya,dan seorang guru itu harus meneladani sifat Rasulullah saw dalam mengajar. Firman ALLAH SWT dalam QS Al-Ahzab ayat 21 yang artinya:"Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengaharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan banyak mengingat Allah." Seorang guru dalam mengajar harus memilki sifat ikhlas mengajarkan ilmu hanya untuk Allah, atau mengharap ridho Allah swt.

Perkara inilah yang dilailaikan kalangan guru. Guru lupa menanamkan keikhalasan dalam dalam mengajar hanya untuk Allah, padahal dengan sifat ini kita bisa mejadikan ilmu yang kita berikan akan bermanfaat bagi anak didik, dengan kita mengajar hanya untuk Allah, pasti dalam kegiatan mengajar memberikan ilmu dengan senang hati, tetapi terkadang guru dalam mengajar bukan untuk memberikan manfaat kepada anak didik, melainkan untuk meraih kehormatan dan kedudukan dan untuk mendapatkan upah atau gaji, dengan ini guru dalam kuliatas  mengajar akan melihat seberapa besar gaji yang dia dapat.

Guru mempunyai mahkota diatas kepalanya, yaitu sifat jujur, sifat ini harus dimiliki oleh setiap guru ketika guru tidak  jujur dan rasa kepercayaan orang lain terhadapnya hilang maka ilmu pengetahuan yang ia ajarkan tidak akan bermanfaat, peserta didik tidak akan mempercayai apa yang guru tersebut katakan, bagaimana seoarang murid akan melakukannya, jika sudah tidak percaya, bahkan seorang murid tidak akan menghormatinya. Jika hal itu terjadi guru sudah tidak berfungsi lagi. Sifat jujur adalah kunci keselamatan hamba di dunia dan di akhirat. Firman Allah dalam QS. At-Taubah ayat 19 yaitu:"Wahai orang-orang yang beriman!

Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar (jujur)". Berakhlak mulia dan terpuji itu sudah tuntutan guru mempunyai sifat mulia dan terpuji, seseorang yang tidak menjadi guru saja sifat itu wajib dimiliki, apalagi seorang guru, suatu sosok yang menjadi panutan dan kebanggaan peserta didik. Jika guru baik dalam bertutur kata dan bagus dalam berbahasa sangat memberikan nilai jiwa yang positif terhadap peserta didiknya. Dengan akhlak yang terpuji bisa meredam kemarahan guru terhadap peserta didik dan tidak menghukum secara semena-mena, yaitu guru harus bersifat lemah lembut dan tidak memiliki rasa dendam.

Guru mempunyai kedudukan yang lebih dari profesi yamg lain, karena guru yang melahirkan banyak profesi. Tawadhu' adalah sikap yang harus dimiliki apalagi untuk kalangan guru. Rendah hati dalam mengajar itu sangat penting kerena dalam proses mengajar jika seorang guru takabbur akan menyebabkan peserta didik tidak akan menghormatinya. Karena mereka beranggapan bagaimana bisa mengajarkan hal baik jika gurunya mempunyai sifat yang tidak terpuji. Rendah hati adalah sifat yang bisa membuat hubungan antara manusia dan Allah ( ) dan hubungan antara manusia dan manusia ( ) menjadi sukses dan baik.

Jadi, menjadi guru sebagai jalan tol menuju syurga harus memiliki sifat ikhlas dalam mengajar hanya untuk Allah SWT. Bersifat jujur, berakhlak mulia dan terpuji dan tawadhu'. Dimana sifat-sifat ini adalah sifat yang terpuji jika seorang guru sudah bisa bermanfaat bagi orang lain, dan orang lain itu bisa bermanfaat bagi orang lain, maka guru tersebut akan terus mendapat pahala dengan ilmu yang telah diberikan dengan baik.

Terdapat hadist amal seseorang yang tidak akan putus meskipun sudah meninggal. Ialah: Dari Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah saw. bersabda:"Apabila anak adam itu mati, maka terputuslah amalnya, kecuali amal dari tiga ini, sedekah, pengetahuan yang dimanfaatkan, dan anak sholeh yang mendoakan dia." (HR Muslim).                                  dengan kebaikan yang mengalir insyaAllah bisa bebas dari siksa api neraka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline