siapakah kita sebenarnya? pasti pertanyaan seperti ini pernah terlintas dalam benak kita. Teman, saudara atau keluarga bila mendengar pertanyaan ini, pasti respon mereka akan berbeda, ada yang tertawa karena merasa lucu dan ada juga yang menanggapi dengan serius.
Menemukan siapa diri kita itu sangat mudah secara tertulis saja tanpa mengenal yang tersirat di dalamnya, tapi sangat tidak mudah untuk menemukan siapa diri kita yang sebenarnya. Kita tahu siapa nama kita, orang memanggil nama kita, berarti itulah diri kita. Pertanyaan seperti Inilah awal berfikir untuk mencari hakekat diri kita sebenarnya, agar kehidupan seseorang tidak merasa gelisah dan hidupnya tidak penuh dengan kepura-puraan.
Dengan kita mengenal diri kita sebenarnya, maka akan terhindar dari penyakit hati. Terkadang menusia terlalu mencintai dunia ini mereka melupakan hakekat dirinya sehingga hidupnya selalu merasa kekurangan, tidak menerima apa yang terjadi, tidak bersyukur dan rasa sabar pun tidak ada, kerena penyakit hati dan penyakit dunia telah mengusainya.
Memang kita adalah manusia, dimana kita adalah makhluk yang terkadang buta akan kebenaran, takut salah, sering bingung, merasa dirinya paling benar, dan egois. Hal ini wajar, karena manusia yang baik bukan yang selalu bersifat baik dan bertingkah laku benar. Tetapi sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Berpendirian teguh atau perkuat jati dirimu, maka kamu pun bisa menjawab siapa diri kamu sebenarnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H