Situasi karut-marut disertai kecemasan yang dapat dipastikan seluruh anggota rasakan seperti apa yang telah terpapar dalam penjelasan studi kasus. Untuk perkenalan singkatnya, saya Nina BSA, adalah seorang pemandu wisata yang belum lama ini memulai bisnis di bidang pariwisata. Tepatnya di Indonesia bagian Timut sana, di Kota Palu. Kota yang pada akhir Bulan September sampai awal Bulan Oktober lalu diguncang gempa dan tsunami.
Saya yang memang berasal dari Palu berniat untuk segera memulihkan daerah tersebut, maka dari itu jalan untuk memperbaiki pariwisata Kota Palu menjadi jalan saya. Sebagai pemandu wisata yang diluar dugaan dan persiapan lain jika saja terjadi hal-hal yang tidak terduga, saya tetap harus berusaha membalikkan keadaan dan berpikir dengan otak dingin. Bukannya malah menambah keruwetan, saya akan mencari jalan keluar paling solutif sama seperti tema penulisan ini.
Dengan cekatan berkat buah pikiran yang telah saya renungi matang-matang, maka mula-mula saya akan memastikan semua anggota terkumpul. Ada Anggi dengan kondisi kaki terkilir, Kanaya yang takut gelap menyisakan baterai ponsel 10%, Lukman menyisakan 70% baterai ponselnya, Prita dan anaknya, Kevin, juga Her dengan trauma mendalam karena pernah kehilangan anak dan istrinya karena terkena racun ular, dan Fred, seorang ahli biologi yang ternyata membunyikan peluit untuk menandakan ia telah berhasil mengumpulkan jenis tanaman yang nantinya akan dipakai untuk makan dan mengobati penyakit asma.
Langkah selanjutnya setelah semua terkumpul adalah saya akan menginstruksikan anggota yang memiliki sumber daya untuk dimanfaatkan agar kami semua bisa berhasil kembali ke penginapan. Yang pertama tentunya Fred, seperti yang telah dijelaskan ia bahkan tanpa mendapat arahan telah berinisiatif untuk mengambil serta membersihkan Buah Lo, Stevia Rebaudiana, Leeks, Nangsi, Murbei, Burdock, dan Buah kesemek. Tujuan utamanya yang penting semua anggota merasa tidak kelaparan. Karena kami semua tidak ada yang bisa memastikan akan berapa lama kami berada dalam hutan ini.
Selain makanan dari tumbuhan yang dibuat Fred ditambah lagi snack milik Prita dan cokelat milik Anggi, tersisa 2 pax nasi kotak yang akan saya berikan pada Kevin dan Fred dengan pertimbangan, Kevin yang masih terlalu kecil dan tidak memiliki imunitas tubuh sekuat orang dewasa dan Fred yang terlalu tua dan terlihat kelelahan karena aktivitas penelitian lanjutannya ditambah mencari dan memproses makanan dan obat asma dari tumbuhan. Lalu ia juga mengantisapasi jika nantinya Lukman dan Kevin terserang asma tiba-tiba. Maka ia bergerak cepat untuk mengolah seadanya daun tanaman karuk dengan cara sederhana: membersihkan, menghancurkan, dan kemudian tanaman karuk diseduh dengan air milik Lukman.
Kemudian Prita, untuk berjaga-jaga berbekal aksesibilitas internet yang dimilikinya, saya tugaskan untuk mencar informasi mengenai tindakan apa saja yang harus kami lakukan agar terhindar dari binatang buas. Karena segala sumber daya yang tersisa jangan sampai sia-sia. Harus bermanfaat serta saya ingin kami semua dalam keadaan yang seratus persen aman.
Langkah selanjutnya adalah memobilisasi anggota untuk ke tempat penginapan. Pertama saya akan memerintahkan empat orang pertama untuk kembali ke penginapan,mereka adalah: Her, Anggi, Kevin, dan Prita. Dengan pertimbangan Her karena trauma yang masih dirasakannya, serta Anggi yang harus segera mungkin mendapat pertolongan pada kakinya. Kevin yang masih kecil dengan didampingi ibunya, Prita. Sedangkan Lukman saya tahan karena sangat membantu saya dan sudah mengantongi obat asma. Biarpun Lukman besok memiliki jadwal penerbangan, tapi lagi-lagi yang terpenting adalah keselamatan nyawa. Dan kemudian ada Fred karena sudah perpengalaman, sehingga dapat diandalkan, dan tidak dalam keadaan lapar. Kemudian Kanaya akan saya perintahkan untuk naik motor terlebih dahulu karena hari semakin gelap. Barang-barangnya yang dinilai berguna kami tahan seperti: ponsel dan botol minum. Maka tersisa saya, Fred, dan Lukman untuk menunggu giliran pulang menggunakan mobil.
Kami yang tersisa: saya, Lukman, dan Fred hanya tinggal menunggu mobil menjemput kami kembali. Jika semua menuruti segala instruksi yang telah dijalankan sesuai perintah, memecahkan masalah di tengah kondisi dan situasi tak terduga yang mencekam dan segala perasaan takut yang ada tetap harus diselesaikan dengan cara yang solutif. Maka kami semua yang berjumlah delapan orang pun akan kembali lagi ke tempat penginapan dengan jumlah yang sama pula dengan selamat karena tentunya kami berpikir solutif.
NINA BSA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H