Lihat ke Halaman Asli

Seperti Apakah Tunagrahita Itu?

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tunagrahita dan autis memiliki perbedaan tersendiri. Tunagrahita tidak memiliki memori yang tinggi, sedangkan autis bisa saja mencapai IQ yang jauh diatas rata-rata. Jika kita tuliskan dengan definisi yang mudah ditangkap, Tunagrahita sama halnya dengan idiot. Bagaimana pendapat anda dengan orang - orang idiot?

Dalam Wikipedia, penngertian Tunagrahita menurut Japan League for Mentally Retarded (199,p.22) dalam B3PTKSM (p.20-22), yaitu 'fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes intelegensi baku'. Hal ini berarti bahwa tunagrahita memang orang yang memiliki kelemahan berpikir. Dalam hal ini Tunagrahita dapat disetrakan dengan istilah - istilah berikut, yaitu : Lemah Fikiran ( Feeble Minded), Terbelakang Mental ( Mentally Retarded), Bodoh atau Dungu ( Idiot), dll.

Setiap manusia memiliki hak untuk hidup, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. demikian juga, dengan anak - anak Tunagrahita. Mereka tidak pernah ingin dilahirkan sedemikian rupa. memiliki tubuh yang perkembangannya tidak normal dan IQ yang jauh dibawah rata - rata. yang normalnya manusia memiliki IQ antara 90 - 110. Bisa kita bayangkan bagaimana seorang Tunagrahita jika harus menopang dirinya sendiri, pasti akan sangat susah sekali. Mereka butuh sokongan dan dukungan dari sekitar.

Pernah suatu kali, saya melihat seorang Tunagrahita sedang ikut berbelanja dengan ibunya, dan pada saat itu juga malah banyak orang yang menertawainya. Apakah mereka tidak tahu bahwa mereka telah menertawai dirinya sendiri? Pasti anda heran dengan pertanyaan saya ini, bukan? Hal inilah yang akan saya paparkan disini.

Dalam sebuah Surat Kabar Nasional, ada kalimat yang sangat membentuk inspirasi tersendiri di hati saya, yaitu : "Let me win! But if I cannot win, let me brave in the attempt". Demikian janji atlet spesial Olympic tersebut.

Amos Berry Selly, berumur 25 tahun dan seorang Tunagrahita. Dia adalah seorang tunagrahita yang berjasa untuk bangsa. Dia meraih medali emas nomor lari 100 meter dengan waktu 11,3 detik pada Special Olympic World Summer Games tahun 1999 di Amerika Serikat. Dan pada tahun 2003 ia mempertahankan kembali prestasinya di Irlandia. Pencapaian yang luar biasa oleh seorang Tunagrahita.

Coba kita kembali ke pembahasan awal, mengapa orang - orang menertawai atau bahkan mencerca seorang tunagrahita? Mungkin saja hal itu diakibatkan mereka lebih memandang orang dari segi kelemahannya. Dan jika dibandingkan dengan kita, seorang Tunagrahita jauh lebih baik dari kita.Alasannya, pernahkah seumur hidup kita, kita melakukan sesuatu yang telah mengharumkan nama bangsa? Tapi, seorang Tunagrahita dapat melakukannya.

Perlu kita ketahui, bahwa perjuangan seorang Tunagrahita tidak semudah yang kita pikirkan.Khususnya Amos, tidak seperti pelari lainnya, yang hanya diajarkan tehnik berlari saja, tapi Amos harus diajarkan pintu masuk dan pintu keluar stadion, toilet pria dan toilet wanita, garis start dan garis finis. semua itu menghabiskan waktu yang cukup lama. maklum saja seorang Tunagrahita memiliki memori yang sangat pendek. Tapi akhirnya, semua itu dapat dilaluinya, karena dia memiliki hati yang sama dengan apa yang kita miliki, yang didalamnya ada cita - cita dan ambisi.

Ada hal yang mungkin berguna untuk kita ketahui. Saya pernah dengar terapi sederhana untuk penderita Tunagrahita dan Autis, yaitu Free Hug. Dengan memberikan mereka Free Hug, mereka akan merasa bahwa mereka dicintai, dihargai dan dianggap ada. Mereka mungkin saja hanya membutuhkan hal tersebut untuk melangsungkan hidupnya, yaitu memiliki banyak orang yang mencintainya. Dan hal lain yang lebih mudah anda lakukan ialah tersenyum. Selalulah tersenyum kepada mereka. Walaupun terkadang mereka tidak paham bahwa sebuah senyum seyogianya harus dibalas dengan senyum juga. Dan anda harus yakinkan diri anda, bahwa dengan pemahaman - pemahaman yang bertahap mereka juga dapat memahaminya di kemudian hari.

Untuk terakhir kalinya mari kita ucapkan kalimat ini di hati kita masing - masing.

"LET ME WIN! BUT IF I CANNOT WIN, LET ME BE BRAVE IN THE ATTEMPT".

(Mereka merupakan hadiah yang indah dari Tuhan)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline