Lihat ke Halaman Asli

Ira Prastiwi

Guru Kelas

Best Practice Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik pada Pelajaran Matematika Kelas II dengan Menerapkan Model Pembelajaran PBL

Diperbarui: 4 Desember 2023   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

I. PENDAHULUAN

            Salah satu bentuk pengembangan diri guru, kepala sekolah, pengawas sekolah adalah membuat Best Practice. Menurut KBBI pengertian best berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah terbaik, sedangkan practice berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah praktek. Jadi Best Practice adalah praktek terbaik, kata baku dari praktek adalah praktik, menurut KBBI praktik terbaik adalah suatu cara paling efisien dan efektif, jadi best practice adalah "pengalaman terbaik", dari keberhasilan seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugas termasuk mengatasi berbagai masalah dalam lingkungan tertentu. Karakteristik best practice yaitu orisinalitas, inovatif, elaboratif, inspiratif, empirik dan aplikatif.

            Best practice ini penting untuk dibagikan karena berisi tentang mendeskripsikan pengalaman terbaik seorang guru terkait keberhasilannya dalam menyelesaikan masalah selama proses pembelajaran. Karena sebagian besar guru mengalamai permasalahan yang hampir sama yaitu rendahnya hasil belajar peserta didik, rendahnya minat baca dan belajar peserta didik, selain itu best practice memuat pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga bisa memudahkan guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik.

            Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dalam mengemban tugas, guru menjadi kunci utama dalam proses pembelajaran, karenanya dituntut selalu melakukan inovasi pembelajaran mencakup penemuan dan pemanfaatan media, pengelolaan kelas, dan mengatur strategi pembelajaran dengan baik. Pada saat pembelajaran peserta didik tampak kurang berminat dalam mengikuti proses pembelajaran. Kondisi yang menjadi latar belakang masalah ini adalah (a) Pembelajaran yang dilakukan guru tidak menarik, (b) Guru masih menggunakan model/metode monoton, serta (c) Tidak adanya media pembelajaran.

                        Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah menciptakan pembelajaran yang menarik sehingga mendorong siswa untuk lebih aktif dan memaksimalkan diri dalam berfikir, menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan motivasi dan kreatifitas siswa.  dengan menggunakan model pembelajaran PBL, membuat rancangan pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa, melaksanakan dan mendokumentasikan kegiatan PPL, mengupload di LMS, serta melakukan analisis dan refleksi dari kegiatan PPL yang telah dilaksanakan.           

II. PEMBAHASAN 

            Kondisi yang menjadi latar belakang masalah dari praktik pembelajaran yang saya lakukan adalah; rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika, rendahnya minat baca peserta didik, motivasi untuk belajar yang masih rendah. Berdasarkan latar belakang tersebut,kemudian saya melakukan identifikasi penyebab masalah sehingga dapat menemukan cara untuk mengatasi masalah tersebut. Upaya yang saya lakukan adalah dengan menggunkan model dan media pembelajaran inovatif. Dalam permasalahan ini saya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL)

Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar ikut meningkat. Untuk mengatasi tantangan dari permasalahan yang dihadapi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan guru, yaitu :

  • Pelaksanaan model PBL membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM, dalam hal ini   guru bisa mengoptimalkan waktu dengan baik.
  • Untuk mengatasi rasa tidak percaya diri serta tidak meratanya pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa, Guru bisa memberi motivasi dan memberi penguatan diakhir pembelajaran.
  • Untuk mengatasi kurangnya pemanfaatan media TPACK dalam pembelajaran, Guru bisa memilih media pembelajaran interaktif. Seperti video pembelajaran, audio serta game interaktif.
  • Untuk penilaian yang berbasis HOTS yang bertujuan untuk mengukur kemampuan berfikir tingkat tinggi, Guru bisa memadukan pembelajaran HOTS dan membiasakan soal HOTS.

Dampak aksi dan langkah-langkah yang dilakukan dalam pemilihan model pembelajaran (PBL) dan pemanfaatan media pembelajaran yang menggunakan TPACK membuat siswa lebih bersemangat, antusias, aktif serta berfikir kritis dalam pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran interaktif seperti video pembelajaran mampu membuat siswa fokus dan pembelajaran tidak membosankan.

Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari antusias siswa saat mengikuti pembelajaran, yang dirasakan berbeda dari pembelajaran sebelumnya. Siswa juga mengungkapkan pembelajaran ini menyenangkan yang melalui refleksi. Faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan guru dalam memilih model, media menjadi sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran. Penguasaan guru terhadap langah-langkah pembelajaran juga menjadi salah satu faktor keberhasilan. 

III. KESIMPULAN

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline