Lihat ke Halaman Asli

Sri Ken

Swasta

Troy, Tipu Daya dan Kita

Diperbarui: 15 Juli 2020   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin sebagian dari kita pernah melihat film Troy yang salah satu pemainnya adalah Brad Pitt pada tahun 2004. Pada film yang mengangkat kisah klasik perang troya  tersebut, pasukan Yunani yang salah satunya diperankan oleh Bradd Pitt  mengepung Troya selama berbulan-bulan (setelah sepuluh tahun sebelumnya) akhirnya berhasil menguasai kota itu hanya dengan sekejab. Kuncinya adalah pasukan Yunani yang mereka bersembunyi di kuda raksasa buatan yang kemudian masuk ke kota itu dan diarak. Pada malam hari pasukan yang bersembunyi itu membuka pintu gerbang kota Troya agar pasukan Yunani itu masuk. Troya lumpuh dalam sekejab padahal sebelumnya kota ini sangat gigih melawan dan tak bergeming melawan musuh.

Roh cerita dari Troy adalah soal tipu daya. Yaitu tentang bagaimana tipu daya bisa memperdaya banyak orang atau pihak. Atau bagaimana seseorang yang kuat sekalipun jika tidak waspada akan tahluk karena tipu daya. Dan bagaimana seorang musuh bisa punya tipu daya untuk melumpuhkan lawan mereka.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bertemu dengan kuda-kuda Troya yang disajikan mungkin dengan tipu muslihat yang awalnya mungkin manis, namun kemudian memperlihatkan wajah aslinya yaitu lawan dari kemanisan yaitu pahit dan berisi kejahatan. Tipuan seperti ini kerap membuat kita sengsara dan menjauhkan dari cita-cita. Kita kerap melihat pasanganpasangan tua yang ditipu dengan menyetorkan seumlah dana untuk mendapat reward yang lebih dari satu pihak. Pada akhirnya pasangan itu menurut, dana yang mereka punyai hilang dan rewardpun isapan jempol belaka.

Pada kehidupan berbangsa dan bertanah air, kenyataan ini sering terjadi. Kehidupan berbangsa kita yang aman sentausa jauh dari kekerasan ini seringkali diganggu dengan pengaruh-pengaruh transnasional yang kerap tidak cocok dengan bangsa kita.

Ideologi kekerasan yang dimiliki oleh ISIS di masa-masa kejayaannya misalnya. Itu adalah faham kekerasan yang dibalut dengan ideology agama atau perbaikan ekonomi. Mereka memakai dalih jihad di jalan Allah sebagai alat tipu muslihat padahal mereka hanya ingin berperang dan menang sekalipun itu mengingkari kebenaran-kebenaran dalam ajaran Islam itu sendiri. Wajah Islam adalah wajah damai tanpa ada kekerasan. Namun mereka membuat wajah itu berubah menjadi Islam yang penuh permusuhan darah dan pemberontakan.

Karena itu waspadailah segala muslihat dengan tipu muslihat bak Kuda Troya yang seakan baik dan menjanjijkan kemenangan namun sebenarnya pahit dan menjauhkan kita dari ajaran agama. Agama apapun tak ajarkan kekerasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline