Lihat ke Halaman Asli

Sri Ken

Swasta

Normal dengan Mengingat Pembatasan

Diperbarui: 29 Mei 2020   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Puasa dan Idul Fitri yang berbeda tahun ini sudah terlampaui. Puasa yang penuh keprihatinan, Idul Fitri yang mungkin bersuana senyap karena sanak saudara atau cucu yang dicintai tidak bisa datang dari luar kota karena ada pembatasan sosial.

Selain keprihatinan, puasa dan Idul Fitri kali ini juga diwarnai dengan berbagai keterbatasan. Terlebih bagi para pekerja informal yang kehilangan pendapatan bagi keluarga yang mereka cintai. Mereka disubsidi pemerintah dan berbagai kalangan yang bersimpati. Sembako, dan dana mereka sisihkan bagi orang yang membutuhkan.

Pada titik itu banyak orang mulai menghargai bagaimana bahagianya jika keadaan berlangsung normal Orang mulai menghargai kebersamaan dengan keluarga, berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu, menghargai orang lain sebagaimana layaknya orang menghargai orang lain juga; bahwa egoism dan kesombongan tak ada gunanya jika kita tetap dalam situasi ini.

Juga bahwa sifat serakah, tamak , kasar atau keinginan untuk memaksakan kehendak kepada orang lain soal ideology kekerasan, sudah tak ada gunanya jika kita berhadapan dengan situasi pandemic seperti sekarang ini.

Situasi yang amat sulit seperti sekarang ini membuat kita sadar bahwa kehidupan dan hidup dengan normal merupakan anugrah yang berharga sehingga patut disyukuri. Kita tak boleh menyia-nyiakannya, tapi harus memaknai dan memanfaatkannya dengan baik.

Sebentar lagi kita sampai pada new normal, dimana sebagian dari pembatasan sosial akan diakhiri. Kegiatan ekonomi akan berlangsung kembali, kita mungkin akan kembali bisa menikmati kuliner kesayangan kita yang sudah berbulan-bulan tak bisa kita nikmati. Atau anak-anak kita mungkin sebagian sudah mulai bisa sekolah seperti sediakala.

Beberapa tetangga yang sebagian bekerja dari rumah selama beberapa bulan ini mungkin akan kembali bekerja seperti sediakala. Para pedagang di pasar dan mal bisa dengan leluasa berjualan. Anak-anak kecil juga sudah mulai bisa bermain dengan bebas di kebun dan halaman. Bahkan mungkin mereka bisa kembali mengunjungi kebun binatang dan mengenali aneka satwa di dalamnya. Semua mungkin akan kembali normal.

Namun new normal itu tetap harus berpedoman pada protocol kesehatan. Tetap ada pembatasan fisik dan kumpulan yang lebih bisa diatur. Kita juga mungkin harus tetap bisa mengendalikan diri atas anugrah yang sudah Tuhan beri itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline