Perjalanan sebuah negara tidak bisa diduga. Kita bisa melihat bagaimana Majapahit yang begitu digjaya; yang ketenarannya sampai ke berbagai negara, juga bisa tenggelam hanya karena kerajaan kecil bernama Ponorogo.
Majapahit selama pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan patih yang amat terkenal yaitu patih Gajah Mada. Patih inilah yang menyatukan Nusantara dengan sumpah Palapanya. Tetapi Majapahit akhirnya terpuruk juga.
Sama dengan beberapa negara di dunia. Uni Soviet misalnya. Negara sosialis terbesar sedunia yang runtuh pada era 90 an itu pecah menjadi beberapa negara dengan Russia sebagai negara terbesar.
Perpecahannya karena salah satu negara bagiannya tidak setuju untuk meneruskan pakta, sehingga mereka sepakat mengakhiri Uni Sovyet. Saat itu Uni Sovyet tengah menghadapi perang dingin dengan Amerika.
Dari gambaran itu maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa terpuruknya sebuah negara bisa dari internal negara itu sendiri maupun eksternal negarapancasila. Penyebab perpecahan Uni Sovyet adalah factor internal, sedangkan perpecahan Majapahit karena kondisi eksternal yaitu serangan dari kerajaan lain. Karena itu penyelenggara negara dan masyarakat juga harus peduli pada situasi negaranya.
Sama dengan keadaan Indonesia dimana kita disatukan dengan Pancasila sebagai dasar negara yang menyatukan berbagai elemen bangsa. Indonesia kaya atas perbedaan yang mungkin tidak kita temukan di negara lain.
Perbedaan itu sangat berpotensi memecah belah rakyat tetapi Pancasila mampu menjadi perekat yang bisa diterima oleh berbagai elemen masyarakat. Masing-masing elemen masyarakat
Karena itu, beberapa tahun terakhir ini ada pengaruh yang mulai mempengaruhi Indonesia yaitu keengganan untuk peduli pada keberagaman atau kebinekaan. Orang makin tidak peduli atau acuh dengan orang yang berbeda kayakinan, berbeda suku atau yang lainnya. Situasi politik membuat keengganan ini makin parah. Politik membuat Indonesia terbelah; pilihannya satu agama atau bukan. Satu kelompok atau tidak. Hal ini membuat orang makin jauh dari yang berbeda sekalipun masih sesaudara atau satu sekolah.
Ini berbeda dengan masa awal proklamasi dimana orang saling memahami perbedaan karena Indonesia memang dibangun atas banyak perbedaan sehingga sang proklamator memutuskan Pancasila adalah dasar yang pas untuk Indonesia yang berbineka itu.
Perjalanan bangsa ini tak boleh sama dengan Sovyet yang pecah dari dalam atau Majapahit. Dengan berbagai kejadian yang dramatis, Pancasila menunjukkan kesaktiannya untuk menjadi dasar penting bagi Indonesia. Karena itu kita harus pandai memelihara, jangan sampai tercerai-berai. .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H