Lihat ke Halaman Asli

Sri Ken

Swasta

Terorisme Membuat Bangsa Hancur

Diperbarui: 13 Agustus 2019   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah pertahanan terakhir ISIS di Suriah bernama daerah Daesh diserang dan dikalahkan oleh pemerintah Suriah, Presiden Suriah Bashar al- Assad berusaha  mengajak kembali rakyatnya untuk membangun negara. Perang sipil yang berlangsung selama tujuh tahun telah memporakporandakan seluruh lini bangsa itu.

Mulai dari pemukiman penduduk, akademi, budaya, industry, pertanian dan gedung-gedung dan lain sebagainya, hancur karena pertikaian yang disebabkan adanya kelompok teroris yang ingin mendirikan negara Islam di sana. 

Menurut Assad, selepas konflik sipil itu Suriah membutuhkan dana sekitar 250-- 400 miliar dollar AS. Ini sama dengan puluhan trilyun rupiah. Dana itu untuk keperluan rekonstruksi Suriah dan butuh beberapa tahap, meliputi industry, medis, energy, pendidikan dll.

Awal perang sipil itu adalah gejolak internal yang melibatkan demonstrasi pro demokrasi yang terinspirasi Arab Spring di Mesir. Kekuatan senjata mematikan dipakai pemerintah untuk mengatasi perbedaan pendapat dengan para demonstran.

 Konflik itu kemudian membesar dan menyeret kekuatan global dunia untuk terlibat, diantaranya adalah kelompok ISIS yang berkilah ingin mendirikan negara dengan syarikat Islam murni.

Perang ini membuat sekitar 350 ribu orang tewas. Pemerintah Suriah menyebut kelompok ini adalah teroris yang mendapat bantuan dari beberapa negara.

 ISIS juga mendapat simpati dari beberapa aliran muslim garis keras dunia. Banyak diantara mereka berasal dari negara yang jauh dan bergabung dengan ISIS untuk melawan pemerintah Suriah. 

Beberapa diantara mereka berasal dari Indonesia tanpa mereka sadar bahwa ISIS adalah tak lebih dari sekolompok teroris yang ingin mengubah haluan dan dasar sebuah bangsa menjadi berdasar agama. Demi agama, mereka rela dibelokkan dari pengertian 'jihad sesungguhnya.'

Dari peristiwa itu mungkin kita bisa belajar bahwa sebuah negara bisa hancur  jika pengaruh terorisme  (ISIS) masuk dalam sebuah negara.

 Apalagi terorisme itu membawa soal agama (ingin mendirikan khilafahuntuk menggantikan bentuk negara). Tak ada yang bisa berkembang dengan baik jika teorisme menjadi bagian menyakitkan dalam satu tubuh. Terlalu banyak pengorbanan yang harus ada dan masa depan generasi muda menjadi muram. 

Tak ada yang bisa dibanggakan dari negara dengan pengaruh terorisme atau pengaruh agama yang radikal . Mereka tak akan bisa unggul dalam bidang apapun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline