Krisis pembelajaran semakin bertambah karena adanya pandemi covid-19 yang menyebabkan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran. Maka tak heran, dengan adanya learning loss ini menyebabkan ketidak-optimalan pembelajaran di Indonesia selama dua tahun terakhir ini. Maka dari itu,akankah kurikulum 2022 mampu menjawab permasalahan pendidikan yang terjadi saat ini
Menurut data Programme for International Student Assessment (PISA) yang diasosiasikan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) meluncurkan pada tahun 2018 membuktikan bahwa kondisi mutu pendidikan Indonesia ini sangat rendah karena skor yang diperoleh Indonesia juga rendah sehingga menempatkan Indonesia berada di urutan ke-74 dari 79 negara yang tergabung dalam PISA ini, yang berarti Indonesia berada di 10 besar terendah.
PISA adalah suatu studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Evaluasi yang dilakukan tidak hanya melalui hal-hal ingatan/hafalan saja namun, melalui 3 variabel yaitu: (1) membaca, untuk kemampuan belajar individu (2) matematika, untuk kemampuan berpikir dan (3) sains, untuk membantu individu dalam memproses hal-hal baru. Mengapa demikian? karena menurut PISA ada 3 hal yange prlu ditekankan oleh sistem pendidikan di suatu negara, yaitu:
1. Apakah siswa dapat menghadapi masa depan?
2. Apakah setelah lulus siswa dapat melakukan analisis dan penalaran logika yang baik?
3. apakah setelah lulus siswa dapat memiliki kapasitas untuk belajar terus menerus semasai hidupnya?
Lalu apa akibatnya jika skor yang diperoleh suatu negara itu rendah? dengan rendahnya skor yang diperoleh maka PISA menilai proses adaptasi kepada hal-hal baru yang dilakukan oleh individu dapat terbilang lambat. Melihat hal itulah, mutu pendidikan Indonesia masih dikatakan rendah. Dengan hal itu, maka pendidikan formal Indonesia ternyata tidak membantu kesiapan hidup. Hal ini terbukti dengan presentase pengangguran di Indonesia yang sangat tinggi. Maka dibutuhkan cara peningkatan mutu pendidikan di Indonesia ini.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian yang mengacu pada standar nasional pendidikan yang mencakup komponen standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, serta standar penilaian pendidikan (Tjalla, 2010).
Dengan hadirnya kurikulum 2022 dapat membantu mengatasi mutu pendidikann Indonesia karena kurikulum 2022 ini dapat menjadi bagian dari learning recovery sehingga kondisi yang dialami oleh para siswa sekarang dimana para siswa kehilangan minat belajarnya dapat kembali meningkatkan semangat belajar nya dengan belajar sesuai minat dan bakatnya. Kurikulum ini juga akan membantu setiap sekolah untuk beradaptasi dengan masa depan karena dalam pelaksanaannya Kemendikbud Ristek akan memberikan bantuan berupa platform teknologi untuk sekolah yang menggunakannya. Namun tentunya untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia yang maksimal, dibutuhkan kerja sama dari beberapa stakeholder, bukan hanya tugas lingkungan pendidikan saja.Pemerintah, Pihak Swasta, Masyarakat, serta Pendidik semua harus ikut andil dalam meningkatkan mutu pendidikan Indonesia menuju yang labih baik lagi.
Jika perubahan menuju yang lebih baik, kenapa tidak?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H