Lihat ke Halaman Asli

Pemilih Muda dan Tren FOMO dalam Memilih Pemimpin

Diperbarui: 26 Juni 2024   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemilih muda merupakan salah satu segmen penting dalam pemilu. Di Indonesia, jumlah pemilih muda diprediksi akan terus meningkat di masa depan. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh besar terhadap hasil pemilu. Pemilih muda berisi para generasi muda , yang mana mereka adalah generasi yang penuh semangat, kreatif, dan inovatif, serta siap menjadi tumpuan harapan bagi masa depan bangsa.

Namun, siapa sih sebenarnya generasi muda ini?

Generasi muda, terdiri dari dua kata majemuk. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian, generasi adalah: masa orang dalam satu angkatan; muda merupakan kelompok atau golongan kaum muda. Secara umum, generasi muda didefinisikan sebagai kelompok individu yang berada dalam rentang usia tertentu, biasanya antara 15 hingga 35 tahun. Generasi ini lahir di era yang relatif penuh dengan kemajuan teknologi, akses informasi yang mudah, dan arus globalisasi yang kuat.
Karakteristik ini menjadikan generasi muda cenderung berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka lebih terbiasa dengan dunia digital, memiliki pola pikir yang terbuka, dan berani mengambil resiko.

Di sisi lain Generasi muda dituntut harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang cepat, memiliki daya saing global, dan membangun karakter yang kuat untuk menghadapi berbagai rintangan di hidup mereka.

Bagi generasi muda yang tidak memiliki karakter dan jati diri yang kuat, mereka akan mudah terombang-ambing oleh arus globalisasi. Hal ini tercermin dengan adanya istilah FOMO atau Fear of Missing Out, yang secara istilah adalah rasa takut merasa “tertinggal” karena tidak mengikuti aktivitas tertentu. Sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya.

Tren Fear of Missing Out (FOMO) atau rasa takut ketinggalan tampaknya mulai mempengaruhi perilaku pemilih muda dalam memilih pemimpin. FOMO mendorong mereka untuk mengikuti tren dan memilih pemimpin yang populer, tanpa mempertimbangkan secara matang kualitas dan kapabilitasnya.

Secara tidak langsung, FOMO dapat memengaruhi cara pandang dan keputusan generasi muda dalam memilih sosok pemimpin. Beberapa waktu yang lalu sempat ramai isu terkait pemilih pemula yang didominasi Generasi Muda dinilai tak mempertimbangkan gagasan atau visi misi dari masing-masing kandidat, melainkan hanya FOMO.

Pilihan Generasi Muda di Pemilu 2024 disinyalir dipengaruhi oleh maraknya tren di media sosial terkait kampanye capres-cawapres. Kampanye-kampanye unik yang diusung oleh timses capres-cawapres tertentu menarik perhatian generasi muda dan mendorong mereka untuk memilih pasangan tersebut.

Namun pengaruh tren FOMO terhadap pilihan generasi muda tergantung sudut pandang yang kita ambil. Pengaruh tren FOMO terhadap pemilu tidak dapat disimpulkan secara sederhana. Dampaknya tergantung pada berbagai faktor, seperti tingkat literasi politik pemilih muda, strategi kampanye yang digunakan oleh politikus, dan budaya politik di masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline