Lihat ke Halaman Asli

IQNA ATIQOTULHASANAH

Banyak hal yang harus di gapapa in

Paham Khawarij

Diperbarui: 16 Desember 2021   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kaum khawarij adalah orang-orang yang mendukung Sayyidina Ali. Akan tetapi, akhirnya mereka membencinya karena dianggap lemah dalam menegakkan kebenaran, mereka juga membenci Mu'awiyah karena melawan Sayyidatina Ali sebagai khalifah yang sah. Mereka menuntut agar Sayyidatina Ali mengakui kesalahanya, karena mau menerima tahkim. 

Billa Sayyidatina Ali mau bertaubat, maka mereka mau bersedia bergabung denganya untuk menghadapi Muvawiyah. Akan tetapi, apabila dia tidak bersedia bertaubat, maka kaum khawarib menyatakan perang terhadapnya, sekaligus juga menyatakan perang terhadap Mu'awiyah. Semboyan mereka لاحكم الاالله "tidak ada hukum kecuali dari Allah". Bila ada pihak Sayyidatina Ali berpidato, mereka akan membuat kehebohan sambil berteriak لاحكم الاالله. Jumlah mereka sekitar 12.000 orang, mula-mula bermarkas di Harura', dekat Kuffah. (prof. Dr. K. H. Sahilun A. Nasir, 2010)

Latar belakang kehidupan dan pendidikan mereka sejak kecil diliputi kekerasan dalam lingkungan kaum Badui yang bertemperamen keras. Mereka kurang mampu menganalisis dan menghukum sesuatu dengan cermat, pikiran dingin, dan sehat. Mereka lebih banyak bersifat emosional.  Ketika terjadi fitnah yang mengakibatkan perang di antara sesama kaum muslimin yang disusul dengan kesepakatan untuk memasukkan pedang terhunus ke sarungnya, serta menjunjung tinggi dan berhukum pada al-Qur'an.

Mereka sepenuhnya mendukung gagasan itu sebagai satu-satunya penyelamat dari keadaan buruk yang menimpa kaum muslimin waktu itu. Ketika mereka mengetahui bahwa berhukum pada al-Qur'an tidak dilaksanakan sehingga membuat keadaan semakin memburuk, mereka mengumumkan pembangkangan kepada kedua belah pihak dan mengkafirkan manusia.

Mereka meminta kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib agar mengumumkan kekafirannya dan bertobat kepada Allah swt sebagaimana yang mereka lakukan. Tuntutan mereka yang tidak masuk akal sehat dan ajaran agama yang benar tentu saja ditolak.

Ketika mengetahui penolakan Ali bin Abi Thalib mereka menyatakan membangkang kepada sang Khalifah dan keluar dari jamaah kaum muslimin. Kemudian, mereka menghunuskan pedang mereka untuk menentang dan melawan tiap penguasa.

Karena keras dalam membela pendapat dan kukuh menjalankan prinsip, mereka sering kali melakukan pemberontakan terhadap penguasa sehingga akhirnya sebagian besar mereka punah akibat korban peperangan yang terus menerus.
Wallahu a'lambishawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline