Tetanggaku, Titi termenung, tekadnya telah tap-mantap…. tukar tukang tempe, tadinya tulis-tulisan tambahannya tik-suntik.
Tanggal tiga, tatkala temperatur terik terbakar terus, Titi tukang tempe tetap tabah, "Tempe...tempe..." , teriaknya.
Ternyata teriakan Titi tukang tempe tadi terdengar Toto tukang tahu, terpaksa teriakan Toto tambah tinggi, "Tahu…tahu. ..tahu… !"
"Tempenya terbaik, tempenya terenak, tempenya terkenal!!", timpal Titi tukang tempe.
Toto tukang tahu tidak terima, "Tempenya tengik, tempenya tawar, tempenya terjelek…. !"
Titi tukang tempe tertegun, terhenyak, "teplakkk… !" tamparannya tepat terkena Toto tukang tahu. Tapi Toto tukang tahu tidak terkalahkan, tendangannya tepat terkena tulang tungkai Titi tukang tempe. Titi tukang tempe terjengkang tumbang! Tapi terus tegak, tatapannya terhunus tajam terhadap Toto tukang tahu.
Tetapi, Toto tukang tahu tidak terpengaruh tatapan tajam Titi tukang tempe tersebut.
"Tidak takut!!" tantang Toto tukang tahu.
Tidak ternyana tangan Titi tukang tempe terkepal, tinjunya terarah, terus tonjokkannya tepat terkena tukang tahu, tak terelakkan! Tujuh tempat terkena tinjunya, tonjokan terakhir tepat terkena telak. Toto tukang tahu terjerembab.
"Tolong.. Tolong.. Tolong..!", teriaknya terdengar tinggi.
Tanpa tunda tempo, Titi tukang tempe teruskan teriakannya, "Tempe .. Tempe .. Tempe.."