Lihat ke Halaman Asli

Iqlima Naqiyya

Mahasiswi UIN SUKA ILKOM 23107030056

Belajar Asik dengan Mengenalkan Budaya Indonesia di Hoikuen Jepang

Diperbarui: 8 Juni 2024   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak sedang mempraktekkan cara menganyam, Hoikuen Hikari Kodomoen, Kanazawa, Prefektur Ishikawa | Dokumentasi Pribadi

Setelah hampir 2 bulan berada di Negara Sakura, saya sudah dapat menyimpulkan jika Jepang adalah kota yang sibuk. Di mana semua orang berbondong-bondong untuk bekerja ataupun menempuh pendidikan. Maka dari itu hampir semua wilayah di Jepang pasti terdapat Daycare atau biasa disebut dengan Hoikuen.  

Tempat tersebut memberikan pelayanan berupa penitipan anak ketika orang tua sedang bekerja ataupun untuk pra-sekolah. Salah satunya adalah ketika kami mendapatkan kesempatan untuk mengajar di Hoikuen Hikari Kodomoen, Kanazawa, Prefektur Ishikawa. Pada saat itu kami mengajar anak yang berusia sekitar 3-4 tahun.

Di sana kami ditemani oleh Matsui, orang Jepang yang menikah dengan orang Indonesia dan sudah lancar berbahasa Indonesia. 

Mengajar di sana tidak semudah mengajar Taman Kanak-kanak (TK) di Indonesia karena keterbatasan bahasa menjadi salah satu penghalangnya. Terutama mengajar anak-anak yang pasti memiliki berbagai pertanyaan serta rasa keingintahuan yang sangat tinggi. Maka dari itu, kadang kami kesusahan untuk menanggapi serta harus menggunakan google translate ataupun hanya mengangguk-anggukan kepala sebagai bentuk untuk merespon.  

Untuk tingkat day care tidak mungkin kami mengajarkan pelajaran umum seperti matematika, sains, ataupun pelajaran umum lainnya. Maka kami mendapatkan saran untuk membacakan sebuah cerita. Darisitu kami berpikir untuk membacakan cerita dengan memakai bahasa Indonesia dan memberikan pengetahuan terkait kreasi khas Indonesia.

Dokumentasi Pribadi

Kemudian kami mengambil keputusan untuk membacakan cerita legenda "Malin Kundang" dengan memberikan sebuah peraga tokoh seperti pewayangan. 

Setibanya di hoikuen, kami disambut hangat oleh pemilik dari sekolah tersebut. Ia menjelaskan bahwa di hoikuen tersebut terdapat tiga lantai, dengan fasilitas yang sangat memadahi seperti; pintu tidak otomatis guna mencegah anak keluar dengan sendirinya, lift, taman bermain, serta kelas yang nyaman untuk belajar-mengajar. 

Sebelum memulai acara, Matsui membuka kelas dengan memberikan sedikit pengetahuan mengenai Indonesia. Mulai dari jumlah penduduk, keberagaman, pulau-pulau yang ada, bahkan terkait cuaca di Indonesia.

Pada saat itu terdapat satu anak yang menanyakan kepada Matsui "itu yang dipakai di kepala kakaknya apa?" seraya menunjuk salah satu dari kami. Di situlah Matsui menjelaskan bahwasannya "di Indonesia mayoritas menganut aga muslim, lalu muslim mengajarkan untuk menutup rambut, yang kakaknya pakai namanya hijab." 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline