Lihat ke Halaman Asli

Iqlima Naqiyya

Mahasiswi UIN SUKA ILKOM 23107030056

Pesona Shrikawa-go, Jepang Ketika Diselimuti Salju Tebal

Diperbarui: 5 Juni 2024   03:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Pengalaman selanjutnya di Negara Sakura ini adalah ketika saya dan mahasiswa yang lain mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Shirakawa-go, Prefektur Gifu, Jepang. Sebuah perdesaan yang dijadikan sebagai tempat wisata karena keindahannya. Untuk pergi kesana kami menggunakan mobil sebagai transportasi. Jarak antara apato yang kami tinggali dengan Shirakawa-go sekitar 1,5 jam.

Dulunya sangat susah jika ingin berkunjung kesana, karena harus melewati beberapa pegunungan. Namun sekarang sangat mudah karena sudah dibangun terowongan yang dapat langsung melewati pegunungan disana. Bahkan sudah dibangun tol yang kemudian lebih mempercepat akses. Sebagai pengunjung jangan khawatir jika tidak memiliki kendaraa, karena jika ingin berwisata kesana dapat juga menaiki bis dengan mengikuti petunjuk di maps.

Karena kami bepergian ketika winter (musim dingin) maka sepanjang jalan dipenuhi dengan pohon yang tertutup oleh salju. Tidak lupa juga ketika pergi kesana ketika winter untuk memakai pakaian yang tebal. Meskipun ketika kami datang salju tidak terlalu tebal, namun angin disana cukup kencang menusuk hingga dalam.

Dokumen Pribadi

Setibanya kami di Shirakawa-go langsung disuguhi oleh keindahan gunung-gunung, rumah, tanah yang penuh dengan salju. "Ini ngga terlalu dingin, salju di tahun ini ngga terlalu lebat turunnya, biasanya kalau kesini suhunya bisa sampai -1" ucap Hikmah yang menemani kita selama di Jepang. Kami bepergian dengan Hikmah dan sang suami, serta dua orang mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Kanazawa University.

Pemandangan yang sangat cantik benar-benar memanjakan mata. Rumah-rumah kayu tradisional yang tersusun rapi, serta dipenuhi dengan salju yang sudah hampir menyatu. Bangunan-bangunan disana memiliki aturan tersendiri, terutama dari segi warrna. Bahkan untuk vending machine saja warna harus sesuai dengan arsitektur yang sudah ditentukan, tidak boleh menampilkan warna yang menyentrik seperti kuning, merah, atau semacamnya.

Selain rumah warga, disana terdapat sebuah kuil yang besar yang bernamakan Shirakawa Hachiman Shinto Shrine. Karena agama terbanyak yang dipercayai di Jepang adalah Shinto. Pada kuil ini sangat identik dengan torii gate, yaitu adanya sebuah gapura yang menjulang tinggi dengan terdapat seperti tali tambang besar yang dihiasi dengan tiga kumpulan dari serabut tambang.

Ketika ingin memasuki kuil, mereka memiliki kepercayaan dengan membasuh tangan dimulai dengan tangan kiri dan membasuh mulut ataupun meminumnya. Untuk membasuhnya sudah tersedia bentuknya seperti batu yang mengalirkan air yang sangat jernih, serta beberapa gayung yang sudah tersedia. Tentunya gayung yang memenuhi ketentuan warna yang ada disana, yakni warna coklat.

Di depan kuil terdapat sebuah boneka salju yang dulu hanya ada dalam film-film yang pernah saya tonton, namun ketika disana saya bisa membangunnya sendiri. Lanjut berjalan lagi, banyak sekali penjual makanan disepanjang jalan. Seperti yang terkenal disana adalah gohei dango dan beberapa makanan berdaging lainnya. Namun sayang sekali tidak bisa mencoba salah satunya karena kami bepergian ketika sedang menjalani ibadah puasa.

Dokumen Pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline