Lihat ke Halaman Asli

Konflik Krisis Pangan di Somalia

Diperbarui: 1 Desember 2024   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Konflik sering terjadi di benua Afrika karena wilayah yang dianggap tertinggal oleh pembangunan kontemporer. Masih menghadapi tantangan tentang penyelesaian konflik, yang tentu saja mengakibatkan korban jiwa dari masyarakat sipil yang tidak terlibat dalam konflik. Konflik yang terjadi di berbagai negara Afrika banyak memakan korban dan menjadi konflik yang tidak berkesudahan.

Somalia negara yang berada paling timur di Afrika. Letaknya dari selatan Khatulistiwa hingga utara Teluk Aden, dan berada di tengah-tengah Afrika sub-Sahara, Arab, dan Asia Barat Daya. Mogadishu sebagai ibu kota dari Somalia yang terletak di utara Khatulistiwa di Samudera Hindia. Somalia ,merupakan salah satu negara muslim,  juga negara yang menarik perhatian internasional sebagai negara yang terkenal akan bajak laut di negara tersebut, perang saudara, konflik teritorial, serta pemerintahan yang tidak stabil merupakan berbagai tantangan konflik yang ada di somalia. Melihat konflik Somalia dahulu hingga saat ini, persaingan sumber daya dan kekuasaan adalah alasan utama terjadinya tindakan kekerasan yang ada di somalia.

Berbagai konflik telah terjadi di negara yang berada di afrika tersebut,  saat ini somalia menghadapi tantangan konflik food insecurity atau krisis pangan. Krisis pangan merupakan situasi dimana setiap individu tidak dapat memenuhi kebutuhan dan ketersediaan pangan hingga akses yang aman terhadap makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal agar mereka dapat menjalani kehidupan yang aktif dan sehat, hal ini mengacu pada masalah sosial dan ekonomi. Krisis pangan ini mengakibatkan kelaparan dan gizi buruk, data terbaru dari negara somalia menujukan sebanyak 18 juta anak di bawah 5 tahun terdampak malnutrisi akut pada tahun 2023.

Ini merupakan dampak yang diberikan akibat terjadinya kekeringan di negara tersebut yang menyebabkan krisis pangan. Sebagian besar penduduk Somalia mengalami cuaca panas karena curah hujan jarang terjadi di negara itu, yang berdampak signifikan pada pemulihan perekonomian mereka, terutama di bidang pertanian dan peternakan. Di Somalia, musim hujan terbagi menjadi dua bagian dari April hingga Juni dan dari Oktober hingga November, untuk di beberapa daerah. Krisis pangan melanda lebih banyak orang di Somalia setiap tahunnya. Karena curah hujan yang menurun, sungai yang merupakan sumber untuk bidang pertania dan peternakan pun menyusut. Selain itu secara nasional, faktor lain yang menyebabkan krisis pangan adalah meningkatnya harga pangan di seluruh dunia, yang berdampak pada harga pangan. Hasil pertanian seperti minyak, gandum, dan biji-bijian lainnya merupakan beberapa komoditas utama yang meningkat.

Hingga saat ini, alam dan lingkungan merupakan salah satu dari banyak faktor yang menyebabkan kelaparan di Somalia. Somalia adalah salah satu negara di Sub Sahara Afrika yang mengalami kekeringan yang lebih parah. Ini karena wilayah ini terkenal karena tanahnya yang tandus. Jumlah curah hujan yang rendah dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan kekeringan, yang berdampak pada banyak hal, termasuk kekurangan air bersih karena kemarau yang berkepanjangan. Lalu adanya pengaruh politik dan militer juga menyebabkan kelaparan yang semakin parah di Somalia. Pengaruh ini menyebabkan penduduk Somalia kekurangan bahan makanan dan banyak bantuan dari luar yang sulit diterima karena beberapa dirusak oleh kelompok militan yang ada di negara tersebut dengan menggunkan kekerasan.

Krisis pangan yang terjadi di somalia saat ini dipicu oleh gagalnya peran pemerintah, yang mengakibatkan berbagai konflik lain muncul. Perubahan iklim mungkin memang penyebab bencana food insecurity, namun hal ini dapat dicegah dengan membangun sistem pemerintahan yang efektif dan mengurangi efek konflik lain yang akan bermunculan. Selain itu, pemerintah Somalia berusaha melakukan reformasi terhadap beberapa bidang yang ada di negara tersebut, seperti sektor ekonomi, keamanan, dan sosial. Dimana dengan harus terpenuhinya kebutuhan dasar yang di perlukan untuk setiap warga negaranya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline