Lihat ke Halaman Asli

Iqlima Ailisa

Part of me

Puisi | Kupeluk Lukaku

Diperbarui: 15 Januari 2020   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejak malam memeluk lukaku,

Semua kata tentangmu telah terlelap.

Berangsur kopi mulai pahit kembali,

dan detak mulai melemah lagi.

Aku berjalan dengan satu kaki, kulatih meski tertatih agar terbiasa tanpa kaki lain.

Purnama meredup di matamu,

Aku tak lagi berdegup di hatimu. 

Sedang hati tercabik kenangan, hujan tak lagi membasahi jalanan kota. 

Ia membanjiri mata dan pipi seorang perempuan pendoa.

Aku mendengar seluruh kota mengamini,

dan seorang laki-laki dikebumikan dengan kata-kata. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline