Lihat ke Halaman Asli

Riba Membawa Dosa

Diperbarui: 13 Mei 2017   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Semoga kita masih tetap dalam lindungan dari Sang Pencipta Allah Swt., dari segala dosa maupun prakteknya riba yang sudah jelas dilarang secara agama. Berapa banyak rumah – rumah dihancurkan yang dulunya ramai, orang kaya menjadi miskin, sebelumnya menjadi majikan tetapi sekarang menjadi budak yang kurang dihargai akibat dari praktik riba ini sendiri. Kalau di pikir lagi riba ini sungguh sangat buruk bagi kehidupan umat manusia terutama dalam kasus transaksi ekonomi. Banyak orang – orang yang ngakunya  akan melaksanakan prinsip syariah tetapi ujung – ujungnya pun juga masuk lingkaran riba.

Riba adalah contoh musibah yang sangat besar, penyakit yang susah untuk disembuhkan, virus yang ganas, dan pembunuh yang kejam. Sudah banyak diketahui kalau melakukan praktek riba itu dosa jelas tetapi kenapa malah sekaranng banyak orang – orang yang berlomba untuk mendapatkan riba sesungguhnya orang tersebut sudah berlomba – lomba untuk menuju kefakiran dan lilitan hutang. Tidak hanya itu orang tersebut bisa saja masuk ke lorong masalah dan kesedihan yang tidak ada ujungnya untuk jalan keluar. Kesusahan itu baginya lebih sempit daripada lubang yang ada di jarum jahit. Setia harinya akan selalu diselimuti penyesalan dan kegelisahan. Pada saat dilanda musibah seperti ini hati akan selalu gundah, perasaan kacau dan pikiran pun tidak bisa berkonsentrasi kepada apa yang dikerjakannya begitupun ibadahnya dengan Allah Swt., yag sangat kacau sehingga bisa dipastikan akan ditutup pintu hatinya.

Didalam firman Allah Swt., sudah  jelas yaitu :

“Hai orang – orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa- sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang – orang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.”(Qs. Al Baqarah(2) : 278-279)

Didalam ayat tersebut sudah jelas Allah Swt., dan Rasul-Nya akan memerangi orang – orang yang dengan enaknya memakan riba setiap harinya. Hanya ada dua pilihan untuk orang yang melakukan riba, meninggalkannya untuk orang yang menang atau meneruskannya untuk orang yang terkalahkan selamanya. Nabi Muhammad Saw., bersabda :

“Allah melaknat pemakan barang riba, barang yang dimakan dari hasil riba, pencatat transaksi riba, dan orang – orang yang menjadi saksi praktek riba.”

Murka Allah sangat besar kepada semua yang terlibat dalam praktek riba, seperti pencatat dan saksi praktek riba, terlebih lagi pemberi dan pengambil riba. Tetapi diluar sana masih banyak orang yang mengatakan “apa artinya ancaman dan larangan ini yang mengancam kemungkinan terburuk, sedangkan masih terlihat banyak pemerintahan, Negara maju dan beradab yang justru melegalkan praktik riba ini dalam segala transaksinya sebagai pendorong kemajuan ekonomi mereka.”

Dari penyataan tersebut ada pula yang menanggapinya sebagai berikut, “pemerintah dan bangsa itu juga mengetahui bahaya arak atau khamr, nemun meski begitu mereka tetap saja melegalkannya. Sedangkan perbuatan tersebut seperti yang dijelaskan pada hukumnya adalah seburuk buruknya hal yang menimpa manusia pada setiap masa dan dimanapun dia berada”.

Ada sebuah kasus seorang karyawan bank yang sudah sukses dalam bidangnya, ia sudah mendapatkan uang yang sangat banyak pada masa mudanya yang juga didapatkan dari hasil praktek riba ini. Tetapi walaupun dia kaya  dia juga mempunya hutang yang sangat banyak dan itupun pemiliknya tidak menyadarinya. Akhirnya utangnya pun masih bertambah sampai dia sudah pensiun dan hidupnya pun tidak tenang. Rasulullah pernah bersabda “ Jiwa seorang muslim tidak akan tenang sampai hutang itu bisa dilunasi.” Dari kasus tersebut dapat kia ambil kesimpulan bahwa apa yang dilakukan atau diawali dengan kesalahan maupun dosa, pada akhirnya itu akan kembali seluruhnya kepada orang yang melakukannya walaupun dalam jalannya telah diberi kesenangan, kesuksesan bahkan kemudahan dalam hidupnya.

Kemudian ada yang berpendapat bahwa “riba adalah penyebab terputusnya kebaikan seseorang”. Hiburan orang kaya terhadapa orang fakir serta bantuan mereka terhadap kesulitan yang dihadapi orang – orang fakir itu dalam urusan penghidupan mereka, semua itu dapatt melunakkan hati yang sedang kacau serta dapat memperkuat ikatan cinta kasih sesame manusia. Manakala masalahnya seperti itu, maka keamanan akan menaungi seluruh negeri dan keberadaan semua orang menjadi begitu teratur. Karena ketika orang kaya hanya memberikan hartanya pada orang – orang fakir dengan cara riba, maka sikap seperti itu akan melahirkan kedengkian  dan iri hati pada orang yang sedang dililit kebutuhan terhadap orang kaya yang bersikap seperti itu. Sikap itu juga mengakibatkan terputusnya hal – hal yang baik. Mereka pun lalu merampok harta orang – orang kaya dengan segala cara yang mungkin bisa dilakukan. Bukti mengenai itu semua adalah merebaknya kejahatan pencurian, perampasan perampokan, adanya sikap sosialistik, komunistik, dan anarkisme maupun korupsi yang besar besaran




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline