Lihat ke Halaman Asli

Iqbal Wahyudi

Mahasiswa UNDIP Adm. Bisnis 2017

Pandemi Belum Usai, Usaha Peningkatan Imun Masyarakat menjadi kunci

Diperbarui: 13 Februari 2021   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siwalan, Pekalongan (Selasa, 02 Februari 2021) Sebagian Mahasiswa Universitas Diponegoro tengah menjalankan salah satu tugas kuliahnya yakni KKN, KKN yan tergabung dalam tim 1 dijalankan menggunakan sistem yang masih sama seperti tim II tahun 2020 yakni melalui daring. Sesuai arahan dari rektor bahwasanya KKN tim 1 2021 dijalankan tetap secara daring dari rumah masing masing dan jika akan melaksanakan kegiatan KKN dengan berhadapan langsung dengan masyarakat maka ada protokol kesehatan yang harus diterapkan dan jumlah audien yang tidak boleh lebih dari lima guna mencegah tersebarnya virus covid-19.

KKN Pulang Kampung memiliki tema "Pemberdayaan Masyarakat Ditengah Pandemi Covid-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan" oleh karena itu mahasiswa yang diterjunkan memiliki dua program yang mesti dilaksanakan yakni terkait situasi pandemi dan seusai dengan konsentrasi pendidikan yang diambil di bangku kuliah dengan mengedepankan pemberdayaan bagi masyarakat. 

Di desa Siwalan, salah satu mahasiswa undip disana memiliki ide untuk memberikan pemberdayaan berupa keterampilan mengolah barang atau produk yang mampu untuk dijual, sehingga masyarakat diharapkan akan mampu untuk terus melanjutkan kegiatan tersebut selepas KKN telah ditarik kembali oleh kampus.

Mengolah jahe merah dan bahan bahan lainnya menjadi sebuah produk baru yang lebih value deal bagi konsumen dan menjadi produk yang memiliki nilai jual bagi konsumen manjadi idenya, kandungan yang baik bagi kesehatan didalam bahan bahan yang digunakan kali ini dijadikan nilai jualnya yang membedakannya dengan produk serupa yang telah ada dipasar sekitar. Mulai dari jahe merah, kunir asem, sere merah, kayu manis, kapulogo dan lain lain adalah bahan pokok dari minuman satu ini. manfaat yang diberikanpun tidak kalah dari obat obat yang dijual oleh apotek, bahan yang lebih alami mampu untuk memberikan khasiat tanpa memberikan efek samping berarti seperti ketika mengkonsumsi obat obatan sekalipun memiliki tag herbal.

Ketika pemaparan produk yang ditampilkan serta cara pembuatan yang diberikan dalam bentuk print out memudahkan mereka untuk memahami materi, antusias yang diberikan dengan sesi tanya jawab yang dibangun menjadikan hidupnya diskusi dua arah. Produk lain yang muncul ketika diskusi kala itu adalah pengolahan daun kenikir untuk dijadikan keripik, yang mana menjadi unik sebab di Pekalongan dan sekitarnya belum terlihat ada yang menjual olahan daun kenikir.  

Untuk proses pemasaran bisa dilakukan ke masyawakat sekitar terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan menjualnya di sosial media dan internet untuk mendapatkan potensi penjual yang lebih besar sehingga lebih banyak pula omzet yang akan didapatkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline