ketika pertama kali saya mendengar siroh Rasulullah SAW dan cerita khalifah umar bin abdul aziz yang berisi tentang kehebatan peradaban zakat ketika Rasulullah dan khalifah umar bin abdul aziz memimpin, saya hanya berujar "subhanallah, keren banget yak...".
Namun setelah empat hari saya merasakan hidup bersama kaum dhuafa dan merasakan sulitnya mengimplementasikan konsep-konsep permberdayaan masyarakat yang sudah kami "makan" berminggu-minggu di kelas maka pandangan saya terhadap cerita atau siroh tersebut menjadi berubah. ya, berubah dan semakin menyadari bahwa begitu "hebatnya" sosok rasulullah dan khalifah umar bin abdul aziz ketika itu. saya tak lagi mampu membayangkan kondisi ketika itu, kondisi dimana begitu sulitnya menyalurkan zakat, karena memang tidak ada lagi mustahiq yang pantas menerima zakat. Ya Rasulullah, engkau memang sebaik-baiknya suri tauladan.
Pengalaman Pulau Tunda & Sebuah Penyadaran
Banyak "ahli teori" mengatakan bahwa sangat gampang sekali membuat program yang dapat memberdayakan masyarakat. "Kasih saja modal yang cukup" atau "Kasih saja fasilitas dan peralatan yang canggih" dan bla bla bla lainnya. Namun jika ahli teori itu mau merasakan dan terjun langsung di masyarakat serta melihat langsung apa yang terjadi di masyarakat maka dapat dipastikan bibirnya tak lagi mudah mengatakan kata "mudah". ya, karena ternyata banyak aspek yang harus diperhatikan dalam upaya memberdayakan masyarakat agar mampu hidup lebih baik.
Seperti yang saya rasakan. Semangat "membara" setelah mendapatkan ilmu-ilmu pemberdayaan yang mereka dapatkan selama in class training, ternyata belum cukup membuat saya bisa merancang strategi yang tepat untuk bisa memberdayakan masyarakat di pualu tunda yang berada di provinsi banten. ada faktor "makelar", faktor sosial dan faktor lainnya yang harus diperdalam dan dipahami lebih lama ketika ingin membuat konsep pemberdayaan masyarakat.
Sehingga perlu analisa lebih dalam jika kita ingin membuat suatu program pemberdayaan, apalagi dananya bersumber dari dana masyarakat seperti zakat. Satu hal yang ingin saya tekankan, bahwa untuk membuat satu program pemberdayaan masyarakat yang baik diperlukan analisis mendalam dan terjun langsung ke lapangan agar program yang direncanakan sesuai dengan kondisi masyarakat. Dan tidak cukup merencanakan programan HANYA DI BELAKANG MEJA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H