Lihat ke Halaman Asli

M. Iqbal

Part Time Writer and Blogger

DWP Kembali Mentas dan Anggapan Keliru Mengenai Konser EDM

Diperbarui: 16 Desember 2017   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Salah satu set panggung dalam perhelatan Djakarta Warehouse Project 2016 di JIEXpo Kemayoran, Sabtu (10/12/2016) bernama Garudha Land. Panggung ini merupakan yang terbesar dari tiga panggung yang tersedia di venue.

Akhir pekan ini tanah air kedatangan sejumlah DJ Produser ternama di tanah air. Meramaikan salah satu ajang electronic dance music (EDM) terbesar di tanah air, Djakarta Warehouse Project (DWP). Pasti pecinta EDM tanah air sudah sangat akrab dengan ajang ini, apalagi sudah rutin dilaksanakan sejak tahun 2010.

Awal mulanya masih bernama Blowfish Warehouse Project. Akhir-akhir ini begitu banyak anggapan yang buruk mengenai stigma tentang musik EDM. Salah satunya DWP selaku ajang besar yang diadakan di tanah air. Sejumlah aksi demo menolak pagelaran DWP yang tidak mencerminkan kearifan lokal dan budaya ketimuran.

Tahun ini DWP yang diselenggarakan oleh Ismaya Group diadakan pada tanggal 15 - 16 Desember, berlokasi di Jakarta Internasional Expo. Apalagi saat ini sedang sangat hits musik elektronik yang sering disebut dengan EDM. Saya selaku penggemar EDM sering sekali mendapatkan pertanyaan negatif dari teman dan kolega dengan genre musik ini, seperti:

EDM itu musik aliran musik clubbing gitu ya?

Itu aliran musik yang suka remix musik hits dan terdengar aneh?

Musik yang lekat dengan party, mabuk, dan bahkan narkotika ya?

Anggapan negatif begitu melekat dan saya punya pandangan pribadi mengenai hal tersebut.

Sebenarnya sejak kapan EDM mulai terbentuk dan siapa penemunya? Menurut sumber yang saya baca dari Wikipedia, awal mulanya genre EDM mulai dipopulerkan oleh salah satu Giorgio Moroder dan rekannya Pete Bellotte vokalis Donna Summer pada lagu "I Feel Love". Single tersebut liris di tahun 1977 dan saat itulah genre EDM berkibar.

Kini dalam satu dekade terakhir genre EDM mulai berkembang pesat dan kini telah masuk ke dalam prospek industri musik yang menjanjikan.

Berbagai peralatan elektronik menjadi instrumen penunjang di antaranya: controller, mixer, recorder, dan keyboard. Selain itu aplikasi pendukung seperti Ableton, FL Studio, Logic Pro, Pro tools dan sebagainya. Tergantung apa yang akan digunakan oleh DJ Produser tersebut dalam menghasilkan musiknya.

Secara tak langsung, semuanya instrumen dan aplikasi tadi terintegrasi dengan Digital Audio Workstation (DAW). Hampir sebagian besar DJ produser menggunakannya untuk merekam, mengedit, memproduksi file lagu, musik dan sejumlah efek suara. DAW bukan hanya memproduksi musik saja, Tetapi bisa digunakan pada radio, televisi, podcast dan multimedia bisa digunakan pada DAW.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline