Siapa di sini yang tiap harinya berhubungan dengan jagat maya? Sontak semuanya menjawab hampir setiap harinya waktu dihabiskan dengan berselancar di dunia maya. Tanpa disadari manusia modern berinteraksi satu sama lain lebih banyak tanpa tatap muka cukup melalui internet. Berkat adanya jaringan internet super cepat, fasilitas Wi-fi di mana-mana makin memudahkan semua akses.
Kadang kala internet adalah cambuk di masa depan akan apa yang diperbuat di masa lalu. Penggunaan sosial media sesuai umur juga memengaruhi mental. Bila dulunya sering alay-alay tidak jelas, saat mulai terkenal atau jadi publik figur malah dijadikan aib oleh orang tak bertanggung jawab.
Secara tak langsung sosial media tidak menghapusnya, ia tetap tersimpan di database dari sebuah sosial media atau di halaman search engine. Ini jadi kesempatan bagi para orang iseng dan tak bertanggung jawab terhadap Anda di internet. Mulai dari untuk lucu-lucuan, menyebar aib sampai sebagai bahan pemerasan.
Selaku generasi millenial yang selalu saja bersinggung dengan internet harus melek dalam yang berbahaya di internet. Apa sajakah yang harus kalian lakukan agar terhindar dari hal tak diinginkan? Cekidot:
- Membagikan berkaitan privasi
Begitu banyak pengguna yang doyan membagikan hal privasi di internet salah satu di halaman biodata sosial media. Secara tak langsung semua orang bisa mengaksesnya walaupun akun Anda terkunci. Bermodal hal-hal privasi yang menggiring ke arah penipuan, perampokan, penculikan hingga hal tidak diinginkan lainnya. Data privasi itu beragam, mulai dari membagikan alamat rumah, nomor telepon dan hingga kartu ATM. Saya mulai dari membahas alamat rumah, ini adalah hal yang paling mudah untuk mengetahui lokasi target, dengan mengetahui alamat rumah, makin mudah melacak seseorang. - Selanjutnya ialah nomor telepon
Karena sifat nomor telepon yang bersifat langsung tertuju kepada orangnya. Alamat rumah harus melalui perantara penghuni lainnya yang ada di rumah tersebut sedangkan nomor telepon langsung tertuju pada target. Sebaiknya jangan pernah membagikan nomor telepon di internet ataupun di sosial media, dari orang iseng yang telepon (misalnya jasa sedot tinja) hingga ancaman pemerasan berkedok tahu nomor telepon. - Hal lain yang tak kalah berbahaya adalah kebiasaan check in location di salah satu platform dari sosial media yang memiliki aplikasi check in.
Fitur ini sering digunakan terutama biar terlihat eksis dan kekinian. Marabahaya bisa saja mengintai kapan saja karena penculikan bisa saja terjadi. Itu ditambah lagi si pengguna sangat suka menerima teman yang tidak dikenal di dunia nyata. Melihat siklus check in yang dilakukan, aksi pelaku bisa di mana saja dan kapan saja untuk menculik korban. Hayo! Bisa-bisa dimutilasi, ginjalmu dijual di pasar gelap. - Selanjutnya adalah kebiasaan nyeleneh seperti pamer tiket pesawat
Cara ini sama berbahaya apalagi sering kali yang doyan traveling memamerkan tiket pesawat di akun sosial medianya. Dampaknya cukup berbahaya, apalagi salah satu perusahaan keamanan cyber mengungkapkan bahwa ada celah keamanan yang terdapat dalam sistem booking penerbangan.Setiap tiket yang dipesan akan tercatat dalam Global Distributed Systems (GDS). Pemesan tiket akan tercatat dalam GDS yang berjumlah 6 digit dan sistem ini masih menggunakan acuan sistem lama namun hanya disatukan dalam web modern. Permasalahannya ialah kode 6 digit tersebut sangat berguna dalam mengakses informasi pribadi dari sang pemesan. Peretas yang tak bertanggung jawab hanya cukup mengingat dan mencatat kode tersebut. Tanpa disadari ia bisa memakainya mulai dari nama lengkap, nomor kartu kredit, dan alamat. Dan bila peretas tersebut iseng, bisa saja ia mengubah jadwal penerbangan atau malah membatalkannya. Niat mau liburan ke Paris, eh malah dibelokkan ke Afrika.
- Hal lainnya ialah membagikan foto di sosial media dengan tangan V (Victory) atau tanda damai
Foto dengan cara ini dengan mudah diretas dengan mengetahui sidik jari korban. Penjahat cyberkini makin hari makin canggih, mereka bisa saja menangkap sidik jari korban apalagi resolusi dari kamera makin mumpuni saat ini. Mengingat hampir sebagian besar ponsel saat ini menggunakan log indengan sidik jari. Andai penjahat cyber kemudian mendapatkan sidik jari dan membuat versi replika, dengan mudah ia dapat masuk ke semua akses tersebut. Sebaiknya pertimbangkan terlebih dahulu sebelum mengupload di sosial media.
Maka dari itu, kita perlu:
Menghapus hal yang memalukan
Semua pasti pernah alay, ada yang cepat sadar dan ada yang ngga sadar-sadar. Nah... sering sekali saat masa alay digunakan untuk hal-hal merugikan terutama di sosial media. Mulai dari menulis dengan tulisan alay, curhat, pacaran hingga marah-marah tak jelas. Secara tak langsung itu tetap ada di timeline atau history dari sosial media. Kecuali pemiliknya menutup akun sosial media tersebut. Ini kadang jadi santapan empuk para stalker mencari tahu anda lebih tahu, bagaimana dirinya di masa lalu.