Lihat ke Halaman Asli

Iqbal Sofyan

Mahasiswa

Kuliner Tradisional dalam Bahasa Aceh: Kajian Linguistik Kuliner

Diperbarui: 21 Desember 2022   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam penelitian ini mengkaji kuliner di Indonesia yang tradisional dalam bahasa Aceh dengan menggunakan pendekatan Linguistik Kuliner. Masalah ini yang akan di teliti yaitu (1) makna kuliner dalam budaya Aceh, (2) pembentukan proses dan kata penamaan kuliner, (3) norma budaya yang berkaitan dengan kuliner dalam tradisi makan bersama. Dalam Metode etnografi digunakan untuk menyelidiki bahasa dan budaya yang berkaitan dengan kuliner berdasarkan pemahaman masyarakat setempat.

Penelitian ini dilakukan di Aceh Besar, yaitu di desa Ladong kecamatan Mesjid Raya, Meunasah Bak Trieng kecamatan Krueng Barona Jaya, dan di desa Lambadeuk kecamatan Peukan Bada. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dan pengamatan berpartisipasi terhadap tujuh orang informan. Seluruh data dikaji menggunakan analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan kata dalam penamaan kuliner terdiri atas lima pola komposisi yaitu N+N, N+Adj, N+V; N+V+Adj; N+V+N; V+N, reduplikasi utuh dan sebagian. Ada sembilan proses penamaan kuliner, yaitu penamaan berdasarkan personalitas fiktif, bahan utama, warna , cara pembuatan, keserupaan bentuk, bumbu, rasa, alat masak dan peniruan bunyi. Beberapa leksikon ditemukan, yaitu makanan yang diaduk dan dikonsumsi mentah terdiri atas leksikon cicah, sambai dan ie boh kaye, makanan yang dikonsumsi setelah diawetkan atau dibusukkan terdiri atas prom/peudom, jruek, peuda dan meuraba/melisan, makanan yang dikonsumsi setelah dimasak menggunakan tiga media dasar yang berbeda , yaitu media dasar air, terdiri atas reuboh, peulemak,seuop. Media dasar api, terdiri atas leksikon tot, panggang, lheue, sale, deudah dan Wot, dimasak dengan media dasar minyak terdiri atas gureng dan tumeh.

Konstruksi parafrase makna MSA dan molekul digunakan untuk mendeskripsikan makna nomina pada nama-nama kuliner berdasarkan kategori fungsinya, material pembuatan, cara pengolahannya dan tampilan kuliner setelah diolah. Norma budaya dalam tradisi makan bersama terdiri atas (1)penghargaan dan rasa hormat kepada orang lain, (2) rasa rendah hati, (3) permintaan maaf, (4) kerjasama atau tolong menolong, (5) rasa terima kasih, (6)keramahan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline