Kota Surakara atau yang lebih dikenal dengan Kota Solo beberapa tahun ini menjadi perhatian nasional dan bahkan internasional. Sejak awal kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) Kota Solo berkembang cukup pesat di beberapa sendi kehidupan kota. Salah satu perkembangan yang dapat dilihat adalah dalam hal penataan ruang. Sudah tidak asing lagi, keberhasilan Pemerintah Kota Surakarta merelokasi pedagang kaki lima di sekitar Monumen Banjarsari dan memberi sebuah ruang dan tempat baru bagi mereka di Pasar Notoharjo. Hasil yang dapat kita lihat bersama adalah kawasan Monumen Banjarsari yang cukup tertata . Selain itu penataan koridor Jalan Slamet Riyadi dengan City Walk-nya, penataan kawasan Pasar Gedhe dan Koridor Jalan Jendral Sudirman, serta upaya revitalisasi beberapa pasar tradisional merupakan keberhasilan Pemerintah Kota Surakarta yang lain dalam bidang penataan ruang. Masyarakat menjadi sangat antusias. Tidak hanya warga Kota Surakarta saja, namun beberapa masyarakat yang tinggal di Kota Solo juga turut menjadi antusias dengan kota ini. Hal tersebut dapat dilihat pada Fanpage Kota Solo di facebook. Begitu admin membuat posting terkait dengan Kota Solo, banyak sekali follower yang akan menanggapi. Artinya masyarakat sangat antusias dengan Kota Solo dan berharap Kota Solo terus berbenah. Dosen saya mengatakan, kota itu sebenarnya adalah permukiman raksasa yang infrastrukturnya lengkap. Jadi jelas, inti dari sebuah kota merupakan lingkungan permukiman. Fungsi kota adalah melayani warga kota. Hal yang paling dekat dengan warga kota adalah rumah dan lingkungan di sekitar rumahnya. Kota Solo berkembang menjadi salah satu Kota Perdagangan dan Jasa di Jawa Tengah. Secara historis dan estetika bangunan sejarah Kota Solo juga berpotensi menjadi salah satu destinasi kunjungan wisata di Jawa Tengah. Hal ini menuntut Kota Solo untuk menyediakan ruang-ruang untuk mendukung hal-hal tersebut. Sampai saat ini yang terlihat adalah berkembangnya hotel,apartemen, dan pusat perbelanjaan. Sebagai salah satu kota terpadat di Jawa Tengah, Kota Solo juga tidak lepas dari kawasan padat penduduk. Secara teori kawasan padat pendudukakan menempati ring pertama hirarki kota yaitu di pusat kota. Di Kota Solo, kawasan padat penduduk dapat ditemui di beberapa kelurahan diantaranya Kelurahan Kedung Lumbu, Kelurahan Sangkrah, Kelurahan Sudiroprajan, Kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Gandekan, dan Kelurahan Semanggi. Kawasan padat penduduk rentan menjadi kawasan kumuh apabila tidak dilakukan penataan dan peremajaan secara serius oleh Pemerintah Kota Solo. Selama ini masyarakat menganggap pemerintah kota kurang serius untuk memperbaiki lingkungan permukimannya. Seharusnya lingkungan permukiman menjadi prioritas utama Pemerintah Kota Solo karena dengan penataan lingkungan permukiman akan membentuk karakter warga kota. Pada akhirnya kota ini dapat mencapai kota perdagangan dan jasa dengan kekuatan warga kota yang telah berkarakter melalui penataan lingkungan permukimannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H