Lihat ke Halaman Asli

[Film Negeri 5 Menara] Man Jadda Wa Jada!

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13343475271034762767

Mulai 1 Maret 2012 lalu film Negeri 5 Menara tayang serentak di bioskop-bioskop tanah air. Saya sudah nonton dong. Tepat di hari premiere. *bangga* Cerita film Negeri 5 Menara ini diangkat dari novel berjudul sama karya A. Fuadi. Sayang saya cuma sempat membaca 1-2 chapter pertama novel tersebut, jadi tidak punya kapasitas untuk membandingkan film dan novelnya. Negeri 5 Menara berkisah tentang enam santri yang menuntut ilmu di pondok pesantren Madani, Ponorogo, Jawa Timur. Keenam anak itu adalah Alif dari Maninjau Sumatra Barat, Baso dari Gowa Sulawesi Selatan, Atang dari Bandung, Raja dari Medan, Said dari Surabaya, dan Dulmajid dari Madura. Meski beda-beda suku, mereka bisa membaur, menyatu dan menjadi sahabat karib. Kadang memang ada gejolak, biasalah pertemanan, tapi kemudian bisa kompak lagi seperti semula. Masing-masing mereka juga punya masalahnya sendiri-sendiri. Alif misalnya, masih dirudung pergulatan batin. Dia sebenarnya kurang ikhlas mondok, lantaran punya impian masuk SMA di bandung kemudian lanjut kuliah di ITB. Baso lain lagi, dia terpaksa pulang kampung waktu kelas 2 karena neneknya sakit keras dan tak ada yang membiayai sekolah lagi.

:(

Oleh santri-santri lain, keenam sahabat tersebut dijuluki sahibul menara – karena mereka hobi nongkrong di kaki menara masjid. Di menara tersebut, mereka pernah berikrar untuk menggapai impian mereka; mengunjungi negara impian mereka masing-masing. Berhasilkah mereka menggapai impian mereka kelak?

***

Meski tidak membaca habis novelnya, saya beruntung bisa menonton filmnya sampai selesai. :P

Kisah pahit getir menjadi santri dan perjuangan sahibul menara menyelesaikan studi mereka tersampaikan dengan baik lewat alur cerita yang memikat dan akting para pemeran yang menawan. Pelajaran nomor satu dari film Negeri 5 Menara adalah Man Jadda Wa Jada. Siapa yang bersungguh-sungguh, dialah yang akan berhasil. Alias, butuh perjuangan untuk meraih kesuksesan. Sukses itu datang bukan pada yang paling pintar, tapi pada yang paling bersungguh-sungguh. Man Jadda Wa Jada yang merupakan semboyan sahibul menara tiba-tiba secara serta merta mejadi semboyan seluruh penonton. Berjuang & semangat, itu intinya. Ah, nonton Negeri 5 Menara bikin saya sedikit menyesal, kenapa dulu gak kepikiran mondok… #galau

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline