Lihat ke Halaman Asli

Penghapusan Skripsi: Manfaat atau Ancaman untuk Mahasiswa?

Diperbarui: 15 Oktober 2023   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://www.smabudidharmaku.sch.id/read/6/nadiem-makarim

Pada tahun 2023, Indonesia menjadi saksi perubahan signifikan dalam dunia pendidikan tinggi. Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, mengumumkan penghapusan kewajiban skripsi sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa S1 dan D4. Keputusan ini, seperti yang diharapkan, memicu perdebatan yang panas di kalangan mahasiswa, dosen, dan pengamat pendidikan. Apakah penghapusan skripsi ini membawa manfaat atau ancaman bagi mahasiswa? Inilah yang akan kita bahas.

Manfaat Penghapusan Skripsi

  1. Pembelajaran yang Lebih Kreatif: Penghapusan skripsi membuka pintu bagi alternatif pembelajaran yang lebih kreatif. Mahasiswa dapat lebih fokus pada proyek, magang, atau artikel ilmiah yang sesuai dengan minat mereka. Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan praktis yang relevan dengan dunia kerja.

  2. Pemangkasan Beban Psikologis: Skripsi seringkali menjadi sumber tekanan psikologis bagi mahasiswa. Penghapusannya dapat mengurangi tingkat stres yang mereka hadapi dalam menyelesaikan tugas besar ini, memungkinkan mereka untuk lebih menikmati pengalaman kuliah.

  3. Pendewasaan Kampus: Penghapusan skripsi juga diiringi dengan upaya pendewasaan kampus, yang melibatkan perubahan dalam kurikulum, evaluasi, dan pendampingan akademik. Hal ini dapat membantu mahasiswa untuk lebih siap menghadapi tantangan di dunia nyata.

Ancaman Penghapusan Skripsi

  1. Kurangnya Keterampilan Penelitian: Skripsi memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan penelitian yang penting dalam berbagai profesi. Penghapusan skripsi dapat menyebabkan kekurangan keterampilan ini di kalangan lulusan.

  2. Potensi Pengurangan Kualitas Lulusan: Beberapa orang khawatir bahwa penghapusan skripsi dapat mengurangi kualitas lulusan, mengingat bahwa skripsi adalah pengujian mendalam terhadap pemahaman dan pengetahuan mahasiswa dalam disiplin ilmu tertentu.

  3. Minimnya Wawasan Ilmiah: Skripsi memaksa mahasiswa untuk mendalami aspek ilmiah dalam bidang studi mereka. Penghapusannya dapat mengurangi pemahaman mereka terhadap aspek teoritis dan ilmiah.

Keputusan untuk menghapus skripsi sebagai syarat kelulusan adalah langkah kontroversial. Penting untuk mencatat bahwa perubahan ini juga bergantung pada perubahan signifikan dalam pendekatan pendidikan tinggi, termasuk pembelajaran berbasis proyek, magang, dan metode evaluasi alternatif. Untuk mengukur manfaat dan ancaman dari penghapusan skripsi, kita perlu memantau efek jangka panjangnya terhadap kualitas lulusan dan persiapan mereka untuk dunia kerja.

Dalam era perubahan ini, mahasiswa, dosen, dan lembaga pendidikan harus berkolaborasi untuk memastikan bahwa mahasiswa tetap mendapatkan pendidikan berkualitas dan persiapan yang memadai untuk masa depan. Bagaimanapun juga, diskusi ini menunjukkan bahwa perubahan dalam sistem pendidikan tinggi tidak pernah sederhana, dan perlu dipertimbangkan dengan cermat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline