Di Indonesia khusus nya di Bogor berbagai pekerjaan melimpah ruah salah satunya adalah ojek online yang sering kita sebut sebagai ojol. Ojol ini merupakan salah satu ide cemerlang warga Indonesia yang merubah persepsi orang tentang para milenial.
Ojol yang kerap dipandang sebelah mata ini ternyata mampu merubah hidup seseorang. Hingga saat ini ojol telah menjadi pekerjaan tetap. Di masa pandemi ini ojol masih menjadi solusi pekerjaan yang menjajikan disaat banyak orang yang terkena phk. Salah satunya adalah seorang mahasasiwa, Bernama Dimas yang merupakan driver ojol yang sempat bekerja di kurir, namum dia lebih memilih ojol sebagai sumber penghasilan tetapnya.
Dimas sudah menjadi ojol dari tahun 2018 saat saya lulus sma. jadi dimas sudah menjadi ojol kurang lebih 3 tahun Yang memotivasi dimas menjadi ojol adalah ekonomi keluarga yang kurang memadai dan saya lihat ojol ini merupakan salah satu pekerjaan yang cocok sekali menjadi sampingan. Ya dikarenakan waktu yang lebih fleksibel dan tidak terikat yang pasti tidak mengganggu jam kuliah bisa leluasa mengatur jam saat kita sedang banyak tugas kuliah.
Banyak sekali pengalaman yang di dapat selama menjadi ojol, setiap hari ada aja pengalaman baru. Mulai dari sepi penumpang, customer salah titik dia yang marah-marah. Ngangkut barang berlebihan. Customer lupa bayar. Customer susah dihubungi. Sama satu lagi yang paling menjengkelan adalah orderan fiktif atau opik.
Ya walaupun pendapatan yang tidak menentu tergantung dari orderan Kalau rajin dari pagi sampe malem bisa sampe 150-200 ribu perhari. Kalau lagi sepi paling 30-50 ribu. Walaupun banyak rintangan pengasilan pas pasan tapi dimas tidak lupa selalu bersyukur karena ini sudah jadi jalan ninjaku ujarnya untuk sementara sambil menunggu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H