Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Iqbal

TERVERIFIKASI

Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Dosa yang Kau Titipkan di Dalam Rahimku

Diperbarui: 5 Juli 2024   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar oleh Ranjeet dari pexel.com

SETELAH hari itu, kisahku begitu berat. Setiap langkah yang kuambil, selalu saja hadir bayangan kelam yang mengikuti, terbayang sebuah kesalahan yang bukan hanya milikku. Aku menjadi penjaga rahasia kelam yang kau tinggalkan, aku harus memikul beban yang tidak seharusnya kuemban.

Setiap malam, dalam kesunyian, aku berdialog dengan Tuhan, memohon ampunan mengharapkan belas kasihnya. Semakin dalam aku berdoa, dosa itu menyeruak dalam bayangan hitam yang menari di sudut pikiranku, merayap masuk tanpa permisi. Dalam doa-doa panjang yang kulangitkan, aku merasakan kehadiran dosa itu, bagai luka yang kini sudah bernanah.

Kau tinggalkan warisan dosa dan aku yang harus menebusnya. Padahal, aku hanyalah penonton dari drama hidup kau, aku terjerat dalam kisah yang tidak pernah dapat kumengerti. Hatiku penuh dengan rasa bersalah, bukan karena tindakanku, tetapi karena dosa yang kau sematkan padaku.

Dalam tiap netra yang menatap kisahku. Aku melihat dengan jelas cerminan dosa itu. Apakah mereka tahu? Apakah mereka bisa merasakan beban yang kupikul? Aku bertanya-tanya, sampai kapan aku harus hidup dalam bayang-bayang kesalahan kau? Setiap hari aku berjuang, setiap malam aku bertarung, dan setiap doa aku berharap agar terlepas dari belenggu dosa kita.

Tidak pernah terbayang olehku, kau akan menitipkan dosa di dalam rahimku. Ironisnya, aku mulai merasa terikat pada dosa yang kini berdetak bersama jantungku. Setiap kali aku memikirkanmu, rasa bersalah itu memenuhi pikiranku.

Setelah hari itu, kisah kita berdua menjadi begitu berat. Entah mengapa, aku dapat memberikan kesucian yang selama ini kujaga dengan sepenuh hati dan membuatmu hadir ke dunia ini. Aku mencintaimu dengan cara yang tidak dapat kujelaskan. Gerakan lembutmu, sentuhan kecilmu di perutku membangkitkan kembali ingatan dosa itu, menghidupkan keinginan yang paling aku benci untuk aku cintai.

Dalam kehangatan pelukkanmu di dalam rahimku, aku merasa seperti sedang merayakan ketidaksenonohan, aku terbuai dengan kehadiranmu, karena hidupku terlalu lama sepi, hidupku terlalu lama sendiri.

Dalam doa-doa yang tertuju padamu, aku mencari pengampunan, tetapi dosa ini terus berdenyut dalam rahimku. Bagaimana bisa aku meminta maaf untuk sesuatu yang terasa begitu nyata dalam diriku? Bagaimana bisa aku memohon ampun untuk dosa yang justru kucintai?

Sekarang, pertanyaan yang paling menghantui hatiku: Haruskah aku mengakhiri hidupmu yang kini berdetak bersama jantungku? Haruskah aku menghancurkan bagian dari diriku yang paling kucintai sekaligus paling kubenci?

Tidak. Aku terlalu mencintaimu meskipun aku dan ayahmu telah menitipkan dosa itu. Aku menamaimu dengan nama yang paling indah di dunia. Ayunina Yasmin Athira yang berarti bunga melati cantik dengan harum yang semerbak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline