KETIKA ia menutup gulungan kertas tua itu, Li Wei sadar, dirinya tidak akan pernah sama lagi. Dia telah diberikan hadiah yang paling berharga: kebijaksanaan serta keberanian untuk menghadapi masa depan, dengan segala rintangan dan juga tantangannya. Dia meninggalkan Gua Batu Giok dengan langkah pasti serta hati dengan pikiran terbuka, siap untuk membagikan pengetahuannya pada dunia.
***
Di tepi Sungai Yangtze yang megah, Li Wei menemukan dirinya terjebak dalam rutinitas tak berujung, dia dikelilingi oleh kata-kata yang ditulis oleh orang lain, namun dia sendiri kehilangan suaranya. Setiap hari, dia membaca dan menulis, akan tetapi jalan cerita hidupnya sendiri belum terungkap.
Pada suatu sore, langit terlihat sedang menangis, ketika air hujan mengetuk jendela kamarnya dengan irama lembut secara terus-menerus, Li Wei menemukan sebuah buku tua yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Buku itu tersembunyi di sudut paling gelap di kamarnya, di antara debu dan bayang-bayang yang kelam. Tidak ada judul yang tercetak di sampul usangnya, hanya simbol-simbol, serta gambar-gambar kuno, buku itu tampaknya seperti petunjuk dari masa lalu.
Dengan hati yang berdebar, Li Wei membuka buku itu, lembar demi lembar dibacanya, dalam sekejap dia terpukau oleh kisah-kisah yang terjalin di dalamnya. Ada satu legenda yang menarik perhatiannya lebih dari kisah lain dari buku tersebut: legenda tentang Gua Batu Giok, sebuah gua misterius yang konon dapat mengungkapkan rahasia alam semesta. Menurut legenda dari buku tersebut, hanya mereka yang memiliki keberanian dan juga kebijaksanaan dapat menemukan dan memasuki Gua Batu Giok.
Li Wei merasa legenda itu memanggilnya, bagaikan seorang pahlawan dalam cerita, dia harus menemukan Gua Batu Giok. Dengan semangat baru yang dia temukan ketika menutup buku tersebut, dia memutuskan untuk meninggalkan kesehariannya yang menjemukan, dia memulai pencarian, perjalanan panjang yang akan mengubah hidup Li Wei selamanya.
Dari peta yang ada di dalam buku tersebut membawa Li Wei ke tempat-tempat yang belum pernah dia bayangkan sebelumnya. Li Wei menyeberangi padang pasir tak berujung di mana matahari terbenam membakar langit dengan warna oranye dan merah yang membara.
Dia mendaki pegunungan Himalaya, di mana salju abadi menyembunyikan rahasia-rahasia yang tidak dapat dipecahkan. Di setiap tempat, ia bertemu dengan orang-orang yang mengajarkan kepadanya tentang filosofi kehidupan, tentang cinta, tentang kehilangan, tentang pertemuan dan juga tentang keberanian yang diperlukan untuk menghadapi segala ketakutan dari palung terdalam hati manusia.
Semakin dekat Li Wei dengan tujuannya, semakin banyak rintangan yang muncul silih berganti di dalam perjalanannya. Bayangan-bayangan dari masa lalunya menghantui serta mengejarnya, bersama dengan misteri-misteri yang belum terpecahkan mulai mengungkap diri Li Wei yang sebenarnya, dia juga harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang sulit dari dalam lubuk hatinya: Apakah ia mencari Gua Batu Giok untuk menemukan rahasia alam semesta, atau apakah ia sebenarnya sedang mencari dirinya sendiri?
***