Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Iqbal

TERVERIFIKASI

Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Cerpen: Aku Hanya Anak Jalanan

Diperbarui: 13 Oktober 2023   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar oleh Jansel Ferma dari pexel.com

Aku tidak pernah tahu namaku yang sebenarnya juga dari mana asalku. Aku hanya tahu bahwa aku hidup di jalanan sejak kecil, tanpa orang tua atau keluarga. Aku tidak pernah ingat wajah mereka seperti apa yang aku tahu aku harus berjuang untuk bertahan hidup, mencari makanan dengan cara meminta-minta atau mengamen, menghindari preman dan juga petugas keamanan yang selalu mengejarku, aku harus berlindung di bawah jembatan atau lorong gelap ketika matahari telah lelah bersinar.

Tapi aku senang, karena aku tidak sendirian. Aku punya teman-teman yang juga sama sepertiku, mereka anak-anak jalanan, hanya berbeda kisah awalnya saja, mereka tahu keluarga mereka, sementara aku tidak tahu siapa keluargaku. Kami saling membantu dan melindungi satu sama lain. Aku selalu berbagi apa yang aku dapatkan dengan mereka, baik itu roti basi, nasi sisa, atau kaos robek. Aku tahu rasanya lapar, menggigil kedingin, jadi aku tidak mau mereka merasakannya juga.

***

Siang itu ketika aku sedang dalam perjalanan pulang menuju kolong jembatan setelah mengamen di pinggir jalan, aku melihat seorang wanita tua yang tertabrak, mobil yang menabrak wanita tua itu kabur, ia tidak bertangung jawab atas tindakannya.

Aku segera berlari ke arahnya seketika, aku melihat darah mengucur deras dari kepalanya. Aku mencoba menolongnya, memanggil bantuan, dan juga berusaha menenangkannya. Aku tidak tahu mengapa aku melakukan itu, mungkin karena aku merasa kasihan padanya.

Wanita tua itu membuka matanya, ia menatapku lemah lalu tersenyum, dan berkata , "Terima kasih, Nak. Kamu sangat baik hati." katanya dengan suara yang parau. "Kamu mirip sekali dengan cucuku yang hilang." lanjutnya.

Aku bingung mendengar perkataannya. Aku tidak tahu siapa cucunya, wanita tua ini baru sekali ini aku lihat, apakah aku benar-benar mirip dengan cucunya. Aku hanya menggelengkan kepala, dan berkata, "Sama-sama, bu. Tunggu disini saya mau panggil bantuan." ucapku segera, jalanan ini memang sepi saat siang seperti ini.

Tiba-tiba, sebuah mobil mewah berhenti di dekat kami. Seorang pria turun dari mobil itu, dan berteriak, "Nenek! Apa yang terjadi? Siapa anak ini?" teriak pria itu cemas.

Aku kaget melihat pria itu. Dia tampak seperti orang kaya yang memiliki kekuasaan, ia juga terlihat sangat angkuh. Aku takut dia akan marah padaku, atau menuduhku sebagai penyebab kecelakaan itu.

Tapi wanita tua itu berkata dengan lembut, "Dia adalah penyelamatku, Nak. Dia menolongku ketika aku tertabrak mobil. Dia sangat baik hati." balas wanita tua itu kepada pria yang menakutkan itu.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline