Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Iqbal

TERVERIFIKASI

Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Cerpen: Laki-laki dari Masa Lalu yang Masih Mencintaiku

Diperbarui: 29 September 2023   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar oleh Kwnos dari pexel.com

Aku tidak pernah menyesal meninggalkannya, tapi sejujurnya aku pun tidak tahu apa yang harus kulakukan setelah bercerai dengan suamiku yang kasar dan kejam itu. Aku merasa hidupku hancur dan tidak ada harapan lagi. Aku memutuskan untuk pindah ke sebuah rumah tua di desa yang jauh dari kota, untuk memulai hidup baru. Aku berharap di sana aku bisa menemukan kedamaian dan kebahagiaan.

Rumah yang aku sewa ini cukup besar dan nyaman, meskipun agak usang dan berdebu. Aku membersihkan dan merapikannya sedikit demi sedikit, sambil menata barang-barangku. Aku merasa lega dan bebas, tidak ada lagi yang menggangguku atau mengintimidasiku lagi.

Rumah ini sudah lama kosong dan perlu direnovasi. Aku harus membersihkan debu, mengganti cat, dan memperbaiki furnitur yang rusak. Aku bekerja keras setiap hari, berusaha melupakan masa laluku yang kelam. Aku juga berkenalan dengan tetangga-tetanggaku yang ramah juga baik hati. Mereka membantuku dengan memberiku saran, juga membantuku mencari bahan-bahan yang aku butuhkan.

***

Suatu hari, ketika aku sedang berkebun di halaman belakang, aku mendengar suara sapaan dari arah sebelah rumahku. Aku menoleh dan melihat seorang pria tampan juga ramah berdiri di pagar. Dia tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Hai, namaku Radit. Aku tinggal di sebelah. Aku baru saja pindah ke desa ini beberapa minggu yang lalu. Kamu siapa?" tanyanya dengan sopan.

Aku terkejut sekaligus gugup ketika melihat pria tampan itu, tapi aku juga penasaran. Aku belum pernah melihatnya sebelumnya, padahal rumahnya hanya berjarak beberapa meter saja dari rumahku. Aku segera menyambut tangannya dan memperkenalkan diri.

"Hai, namaku Nayla. Aku juga baru pindah kemari beberapa hari yang lalu. Senang bertemu denganmu." sapaku, sambil tersenyum.

Radit menatapku dengan tatapan penuh perhatian, mata cokelat itu terlihat hangat. Dia berkata, "Kamu cantik sekali, Nayla. Apa yang membuatmu pindah ke desa ini? Apakah kamu tinggal sendirian?"

Aku merasa tersipu serta bingung. Aku tidak tahu harus jawab apa. Aku tidak ingin menceritakan masalahku dengannya tentang suamiku yang kasar itu, meskipun kami sudah bercerai. Aku hanya ingin melupakan masa laluku yang sungguh sangat kelam itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline