Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Iqbal

TERVERIFIKASI

Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Cerpen: Cinta Waralaba (Warung Angkringan Lantai Bawah)

Diperbarui: 8 Maret 2021   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Johannes Rapprich dari Pexels

Matahari sepertinya sedang marah dengan ku, sore ini panasnya begitu menyengat menusuk hingga ke tulang, sinarnya begitu terang dan sangat menyilaukan, ku tengok jam tangan ku "sudah jam 5 masih sama seperti jam 12 siang" sahut ku dengan kesal, bertambahlah kekesalan ku karena aku sudah menunggu selama 90 menit, menunggu itu sangat membosankan, menunggu itu sungguh menjemukan, menunggu itu sungguh kesia-sian.

"lima menit lagi gw cabut, bodo amatlah" aku menggerutu sendiri, aku sudah tidak peduli dengan janjii ku padanya.

kulirik jam tangan ku, 17:15, ternyata sudah lima belas menit sejak aku bersungut-sungut tadi, tanpa terasa kemarahan ku hilang sejak lima belas menit yang lalu karena aku melihat seseorang, dan orang itu juga memperhatikan ku sejak aku tiba di halte ini, perasaan curiga ku muncul, apakah dia akan berbuat jahat pada ku, tapi dia seorang perempuan, "kira-kira kejahatan apa yang bisa dia lakukan" batin ku berbicara.

mungkin dia akan menuduh ku copet, atau seorang pelaku pelecehan seksual lalu dia akan memeras ku. ah.. kubuang saja jauh-jauh pikiran ku itu, lagi pula aku masih menunggu Rina pacar ku, baru satu minggu aku kenal dia dan kami pun langsung pacaran, aku sudah berjanji untuk menungunya di halte ini, namun Rina tak kunjung datang, sudah satu jam lebih aku di sini.

"mas.. maaf, mas Andri ya" perempuan yang sedari tadi memperhatikan ku itu mengejutkan ku dengan sebuah pertanyaan. dan sialnya jawaban dari pertanyaan itu adalah benar, aku memang Andri, tapi aku tidak kenal perempuan itu, aku tidak ingin sesuatu yang buruk datang menimpa ku saat aku katakan aku adalah Andri. atau mungkin aku tanya siapa dia, dan apa tujuannya "maaf.. mbak siapa" sahut ku dengan tegas. 

"nah.. memang tidak salah lagi, lo Andri.. gw hafal suara dan logat lo" perempuan itu menepuk pundak ku dan dia nampaknya senang setelah mendegar suara ku, semakin aku bingung siapa perempuan itu.

"gw mella.. inget gw ngak.." perempuan itu mengenalkan dirinya dan masih saja aku bingung siapa dia.

"sory gw ngak inget" sahut ku tegas.

dengan senyum perempuan itu menjelaskan "Gw mella, dulu lo kuliah di jogya, sambil kuliah lo kerja jadi chef angkringan Waralaba, gw sering mampir ke warung itu cuma untuk denger suara lo, ngeliat lo, gw suka sm masakan lo, gw seangkatan sm lo, cuma gw beda jurusan" 

aku tidak mampu berkata-kata, ku lihat matanya memancarkan kesejukan, mata itu menunjukan betapa rindunya dia ingin bertemu, semakin dalam aku melihat, semakin indah kurasakan, aku terhanyut dalam keindahan pacaran cahaya mata nya.

"mas.. mas.." seseorang menepuk-nepuk pipi ku dengan sangat keras, aku sedikit terbangun namun aku merasa sangat sedih karena kehilangan keindahan, dan seseorang seperti mengayun-ayunkan bahu ku dengan sangat keras.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline