Biografi Ibnu Khaldun
Abdurrahaman Abu Zaid Waliyuddin Ibn Khaldun atau yang lebih anal dengan nama Ibn Khaldun, ia lahir di Tunisia pada awal Ra- madhan 372 H/27 Mei 1332. Ibnu Khaldun masih mempunyai hubungan darah dengan Wail bin Hajar, salah seorang sahabat Nabi. Keluarga Ibn Khaldun yang berasal dari Hadramaut, Yaman terkenal sebagai keluarga ang berpengetahuan luas dan berpangkat serta menduduki berbagai hatan tinggi kenegaraan. 89
Ibn Khaldun mengawali pelajaran dari ayah kandungnya sendiri. Setelah itu, ia pergi berguru kepada para ulama terkemuka, seperti Abu Adillah Muhammad bin al-Arabi al-Hashayiri, Abu al-Abbas Ahmad ibn al-Qushshar, Abu Abdillah Muhammad al-Jiyani dan Abu Abdillah Muhammad ibn Ibrahim al-Abili, untuk mempelajari berbagai imu pengetahuan, seperti tata bahasa Arab hadis, fikih, teologi, logika, ilmu matematika, dan astronomi.
Ibnu Khaldun adalah anggota dari kelompok elite, baik larena keturunan mempun pendidikan. Pada 1352 M, ketika masih berusia 20 Tahun, ia sudah menjadi Master of Seal. Perjalanan hidupnya beragam baik didalam penjara atau di istana, kaya atau miskin, menjadi pelarian atau menteri, ia selalu mengambil bagian dalam peristiwa politik pada zamannya.
Dalam karya Ibn Khaldun yang berjudul Muqaddimah, ia menghimpun aliran sosiologi. Cakrawala pemikiran Ibn Khaldun sangat luas sehingga ia dapat memahami masyarakat dalam segala totalitasnya menunjukkan segala fenomena untuk bahan studinya, la juga mencoba untuk memahami gejala-gejala tersebut dan menjelas, la juga dengan kausalitas di bawah sorotan sinar sejarah. ia mensis- matik proses peristiwa-peristiwa dan kaitannya dalam suatu kaidah sial yang umum.
Ibn Khaldun merupakan orang pertama yang mengaitkan antara solusi masyarakat manusia dari satu sisi dan sebab-sebab yang retaitan pada sisi yang lain. Ia mengetahui dengan baik masalah-masalah penelitian dan laporan-laporan penelitian. Laporan penelitian menurut Ibnu Khaldun hendaklah diperkuat oleh dalil-dalil yang meyakinkan. la telah mengkaji perilaku manusia dan pengaruh iklim dan tagai aspek pencarian nafkah beserta penjelasan pengaruhnya pada konstitusi tubuh manusia dan intelektual manusia serta masyarakat.
Perspektif Fenomena Sosial Ibnu Khaldun
Berikut adalah beberapa poin penting dari pandangannya secara spesifik:
1. Asabiyyah (Solidaritas Sosial)
Asabiyyah adalah konsep inti dalam teori sosial Ibn Khaldun. Ia merujuk pada solidaritas kelompok atau kohesi sosial yang memungkinkan suatu kelompok masyarakat untuk bertahan dan berkembang. Ibn Khaldun berpendapat bahwa asabiyyah adalah kekuatan penggerak utama di balik pembentukan dan kehancuran negara.
Menurutnya, kelompok yang memiliki asabiyyah yang kuat akan mampu menguasai kelompok lain dan membangun dinasti, tetapi seiring waktu, asabiyyah ini akan melemah akibat kemewahan dan ketidakadilan, yang akhirnya mengarah pada kemunduran dan kehancuran dinasti tersebut.
2. Siklus Dinasti
Ibn Khaldun mengemukakan teori siklus dinasti, yang menjelaskan bagaimana negara-negara dan dinasti-dinasti naik dan jatuh dalam siklus yang berulang. Ia mengidentifikasi empat tahap dalam siklus dinasti:
- Tahap Pembentukan: Di mana kelompok dengan asabiyyah yang kuat berhasil mengambil alih kekuasaan.
- Tahap Konsolidasi: Di mana penguasa baru mengatur pemerintahan dan memperkuat kekuasaan mereka.
- Tahap Kemakmuran:Di mana negara mencapai puncak kejayaannya, dengan kemajuan ekonomi dan budaya.
- Tahap Kemerosotan: Di mana asabiyyah melemah, korupsi meningkat, dan negara mulai mengalami kemunduran hingga akhirnya runtuh.