Lihat ke Halaman Asli

Ber-Islam Via Doktrin

Diperbarui: 11 Agustus 2015   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam sambutan ucapan selamat atas mengudaranya stasiun Nabawi TV, KH. Said Aqiel Siradj berpesan pentingnya dakwah yang transformatif bukan doktrin. Saya sependapat dengan apa yg dikatakan Kyai Said, sebab doktrin bukanlah cara yang tepat untuk menyampaikan risalah Islam.

Menurut saya menyampaikan Islam dengan doktrin hanya menghasilkan iman yang was-was dan nalar yang lemah, akibatnya timbul praduga dan kebencian, tidak hanya kepada agama selain Islam bahkan pada sesama pemeluk Islam. Dan di saat pandangan keagamaannya dikoreksi ia membela diri dengan cara mempertanyakan keislaman orang yang mengkritiknya, menuding melecehkan Islam atau seolah bertanya "anda ini orang Islam bukan?". Ketika ada orang yg tindakannya merugikan orang lain yang kebetulan pelakunya agamanya bukan Islam maka akan dikaitkan-kaitkan dengan agamanya. Sungguh naif.

Tidak cukup sampai di situ, dalam menyikapi problema yg terjadi dalam dunia Islam gampang menyimpulkan dan mengkambinghitamkan diluar Islam, bahwa kasus ini adalah konspirasi Amerika, konspirasi Zionis, antek Yahudi, kriminalisasi barat hingga antek Komunis.

Menerima ajaran Agama via doktrin bukan kebahagiaan yang didapat namun rasa cemas terus menerus, merasa Islam adalah agama yang banyak musuhnya.

Padahal orang beragama tujuannya mencari ketenangan dalam hidup, bukan mencari atau memperbanyak musuh. Semestinya semakin tebal iman seseorang ia tidak mudah goyah, tidak alergi dengan yang berbeda baik madzhab atau agama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline