Lihat ke Halaman Asli

Memilih Pakaian Terbaik

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup adalah tentang memilih. Dan biasanya soal pilihan ini paling banyak dikaitkan dengan urusan cinta, ketika kita harus memilih, untuk mencintai ataupun tidak. Dan salah satu pilihan penting dalam hidup adalah memilih siapa yang akan menemani kita menjalani hidup nantinya, dengan penuh cinta tentunya. Ibarat membeli baju baru. Memilih pasangan hidup pastilah banyak pertimbangannya, entah dari "warna"nya yang biasanya merupakan penilaian awal dan punya pengaruh cukup besar, yaitu penampilan dan wajahnya. Atau dari "model"nya, bagaimana ia bersikap dan mengekspresikan apa yang ada dalam diri, yang dalam agama Islam kita kenal dengan akhak.

Dan kita pun lumrah bila kadang memilih berdasarkan brand/merk tertentu yang memproduksinya. Apakah ia dari brand yang terkenal banyak dipuji, atau lebih sering dikritik dan dicaci? Dalam hal Ini adalah kaitannya soal keturunan, apakah ia dari keluarga yang punya riwayat baik-baik atau malah sebaliknya. Lalu yang terakhir, dari harganya. Tentang berapa biaya yang harus kita keluarkan untuk "membeli" dan merawatnya. Biaya ini termasuk maskawin yang sekiranya pantas untuk diberikan padanya. Apakah ia termasuk "mahal" karena memang nilainya yang tinggi, atau mahal karena sekedar tipu daya? Tentu bukan hanya masalah seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan, tapi juga kapan dan bagaimana. Ada yang ia mahal karena nilainya, tapi kita hanya perlu membayar di awal, selanjutnya tak perlu lagi karena kualitasnya yang terjaga. Mungkin sesekali perlu untuk memperbaikinya, tapi tidak banyak. Namun ada juga yang ia mahal karena tipu daya. Memang sekilas nampak mewah, tapi ternyata di dalamnya banyak polesan dan tidak sesuai harapan. Karena kualitasnya biasa saja, bahkan cenderung KW 5, ia mudah rusak dan sering harus ditambal sana-sini. Di awal ia tidak terlalu banyak menuntut, berapa pun yang kita keluarkan untuk "membeli"nya pun diterima, tapi ternyata dikemudian hari baru terasa betapa mahal biaya perawatannya. Kita mulai kewalahan karena banyak mintanya, kurang bisa menerima pemberian kita. Lebih gawatnya lagi, mungkin kita harus siapkan dana ekstra bila sewaktu-waktu terjadi "kecelakaan" padanya. Meskipun hanya sebuah goresan kecil, ternyata ia dengan mudahnya terkoyak sehingga menunjukkan bagian tubuh kita. Bila pasangan kita punya akhak yang kurang baik, sedikit saja ada masalah, maka dengan mudahnya ia membongkar seluruh aib-aib keluarga, yang ini jelas sangat tidak kita harapkan. Kalau itu pakaian beneran, tentu kita bisa minta gantinya, tapi kalau pasangan hidup kita, mau minta ganti juga? Maka, perhatikan dengan cermat, apakah ia termasuk yang mewah asli atau KW? Kita harus memahami betul karakteristik keduanya. Begitulah, soal memilih ini memang kadang gampang-gampang susah. Bila benar cara mencarinya, Insya Allah akan dapat juga yang sesuai selera. Karena seringkali banyak cobannya, ada yang warnanya kita suka, tapi ukurannya tidak pas, kurang cocok dengan kita, tidak sekufu istilahnya. Atau mungkin ukurannya sudah pas, tapi modelnya tidak kita suka dan warnanya pun biasa saja. Atau juga yang model, ukuran, dan warnanya sudah sangat pantas, akan tetapi, ah... harganya terlalu mahal rupanya. Atau pun, ukuran, warna, dan harganya sudah pas tapi sayang kita lupa akan batas waktu, baru sadar ketika tokonya tutup karena kita sibuk memilih saja. Akhirnya kita asal pilih saja. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali pesan dari teladan kita, Rasulullah SAW, pilih berdasarkan agamanya/akhlaknya niscaya tidak akan kecewa. Memang bukan berarti tidak boleh memilih karena kecantikannya, hartanya, atau keturunannya, tapi sejatinya agama haruslah jadi pilihan utama. Sama seperti pakaian, sekalipun ia punya warna yang cantik tapi bila modelnya terlalu norak, dengan aksesoris sana-sini yang berlebihan, kurang baik juga. Bisa memancing mereka yang punya penyakit di hatinya, dan timbul fitnah dimana-mana. Atau sekalipun ia dari brand ternama, keturunan raja misalnya, tapi kalau modelnya adalah pakaian anak-anak, ya lebih baik urungkan saja dan cari yang lebih cocok untuk dewasa. Begitupun dengan harganya, berapa banyak pakaian mewah yang justru membuat hati gelisah. Yang keturunan bangsawan dengan banyak harta, menjadikan kita serakah dan cinta dunia. Kita memilih, bukan yang paling mewah untuk dipamerkan, atau yang paling istimewa hingga khawatir dan selalu disembunyikan. Bukan yang paling murah karena kita pasrah, atau yang paling sederhana karena takut ada yang ingin mencurinya. Tapi yang paling pas untuk dikenakan, dan sejuk bila dipandang. Yang mendatangkan rasa aman bila ditinggalkan, memberi kenyamanan saat dibawa berjalan. Siap memberi perlindungan atas ancaman, dan tak sekalipun mudah melepaskan diri meski banyak tekanan. Boleh saja kita memilih yang mewah, apalagi istimewa. Mewah karena memang ia berasal dari brand ternama, modelnya anggun dan berwibawa, dan ah warnanya sungguh memesona. Mungkinkah kita bisa mendapatkan yang sepertinya? Ketika kita sudah berhasil memilih yang tepat, dan sanggup untuk membayar harganya. Tidak serta merta menjadikan kita bisa memperlakukannya seenaknya. Dibawa kemana-mana, tidak pernah dicuci tidak pernah disetrika. Karena meski ia sudah melekat dalam keseharian kita, sejatinya kita tidak benar-benar memilikinya. Ia adalah amanah yang dititipkan kepada kita, dan sebagai konsekuensinya kita diwajibkan untuk merawatnya. Mungkin karena saking istimewanya dia, kita pun bangga dan terus memakainya kemana-mana dan enggan melepasnya. Tapi bayangkan betapa tersiksanya bila pakaian kita lusuh dan tidak terawat, orang pun akan kurang nyaman dengannya yang kusut dan mungkin baunya kurang sedap. Ada saat dimana kita harus melepaskan, meletakkannya pada tempatnya, sebagaimana kita diminta berbuat adil kepada pasangan kita. Agar ia punya kesempatan untuk berbenah, diluruskan bila ada yang kusut, dan memolesnya kembali bila warnanya telah memudar. Tentu ini tidak terjadi dengan sendirinya, butuh peranan kita di dalamnya. Kitalah yang harus menyetrikanya, menyiapkan pewanginya, dan membantu membersihkan noda padanya. Semua itu agar kelak setiap kita memakainya, terasa seolah-olah baru pertama kali mendapatkannya. Indah bukan?
Engkau adalah pakaian baginya, dan dia pun adalah pakaian untukmu. Pilih yang terbaik, dan jagalah, jangan remehkan agar kau tak seperti telanjang.#‎NtMs‬

11-12 September 2014 *Sekedar berbagi apa yang kita sama-sama perlu ketahui. Bisa jadi anda lebih tahu, lebih berpengalaman. Karena sampai sekarang pun saya belum bisa memilih, dan mungkin memang belum saatnya. Semoga kita senantiasa diberi petunjuk dan kemantapan hati dalam memilih nantinya, tidak hanya soal ini tapi juga dalam setiap episode kehidupan kita.  Selamat memilih! :) Email: iqbalarubi@gmail.com Twitter: @iqbalarubi Blog: Pena Arubi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline