Indonesia Darurat Literasi
Indonesia, negara dengan kekayaan budaya dan bahasa yang luar biasa, menghadapi tantangan serius dalam hal literasi. Meski banyak langkah telah diambil untuk meningkatkan pendidikan, tingkat literasi di Indonesia masih menunjukkan bahwa ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Pengertian Literasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi adalah "kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari." Literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.
Kondisi Literasi di Indonesia
Berdasarkan data dari Programme for International Student Assessment (PISA) 2018, Indonesia menempati peringkat ke-72 dari 77 negara dalam hal kemampuan membaca siswa. Skor rata-rata siswa Indonesia dalam membaca adalah 371, jauh di bawah rata-rata OECD yang sebesar 487. Data ini menunjukkan bahwa banyak siswa di Indonesia belum mencapai tingkat literasi dasar yang diperlukan untuk berpartisipasi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, menurut laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, tingkat melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas di Indonesia adalah 96,4%. Namun, angka ini tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan literasi fungsional, yakni kemampuan untuk menggunakan keterampilan membaca dan menulis dalam konteks kehidupan nyata.
Faktor Penyebab
1. Akses Terbatas ke Sumber Bacaan
Menurut data dari Perpustakaan Nasional, pada tahun 2020 hanya terdapat sekitar 90.000 perpustakaan di seluruh Indonesia, dengan banyak perpustakaan di daerah pedesaan yang kekurangan koleksi buku dan fasilitas yang memadai.
2. Kualitas Pendidikan