Lihat ke Halaman Asli

Peraturan Sekolah dan Guru

Diperbarui: 9 Desember 2015   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

            Di suatu sore ada seorang siswa, sebut saja Aku, yang sedang terlibat dalam sebuah forum diskusi tentang bahaya merokok sepulang sekolah. Forum diskusi tersebut diikuti oleh beberapa siswa dan dimoderatori oleh seorang guru, sebut saja Sang Guru. Diskusi tersebut berjalan dengan baik dalam suasana yang akrab. Hingga ketika teman dari Aku mulai menyinggung tentang guru yang pernah terlihat merokok di sekolah. Ia mengatakan bahwa hal tersebut seharusnya tidak seharusnya dilakukan dan guru yang bersangkutan sudah semestinya diingatkan, ia juga menyinggung tentang peraturan sekolah yang melarang warganya untuk merokok di sekolah tanpa kecuali.

Di luar dugaan, Sang Guru menimpali, “Ya, kalian pasti tahu hal tersebut, bukan? Tetapi sebagai seorang murid, sudah seharusnya kalian menghormati guru kalian.” Kurang puas dengan penjelasan tersebut, teman lain dari Aku membalas, “Tetapi apakah itu artinya guru di sini berhak untuk melanggar peraturan yang sudah dibuat? Pada dasarnya para guru-lah yang memastikan bahwa peraturan dijalankan dengan benar.” Namun, Sang Guru tetap berkata hal yang sama dengan sebelumnya.

            Aku yang dari tadi hanya mendengarkan mulai berpikir, apakah karena seseorang adalah guru di sekolah lantas yang bersangkutan dapat melanggar peraturan yang sudah dibuat? Lebih-lebih peraturan tersebut berlaku untuk semua warga sekolah. Peraturan sudah seharusnya ditegakkan tanpa pandang bulu, sama dengan halnya hukum di negara kita, jika memang benar demikian. Memang, siswa harus menghormati gurunya.

Namun hal tersebut bukan berarti guru dapat bersikap seenaknya sendiri dan melanggar peraturan yang ada, lebih-lebih jika siswa mengingatkan dengan tata cara yang sopan dan halus. Memang, kita adalah orang Timur di mana yang muda menghormati yang tua, tetapi hal tersebut tidak dapat dijadikan justifikasi oleh seseorang yang lebih tua yang berada di lingkungan orang yang lebih muda untuk melanggar peraturan-peraturan yang telah dibuat. Lebih-lebih di sekolah yang diharapkan mampu membentuk karakter siswanya, di mana yang tua harus bisa menjadi teladan bagi yang muda.

            Rupanya Aku tenggelam dalam lautan pemikirannya dan tak lama kemudian forum diskusi ditutup. Aku bergegas pulang dan dia bergumam, “Ah, semoga semua dan aku sendiri dapat menjadi orang yang lebih baik lagi.”  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline