Lihat ke Halaman Asli

Uuz

Pegawai Jogotirto

Ini tentang Susu

Diperbarui: 29 April 2016   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah, salah satu etape perjalanan aku dan kamu ( istriku ) telah berhasil kita lalui dengan mulus. Upaya 6 bulan komitmen ASI buat si buah hati, mantap disajikan dengan sangat ekslusif. Sebuah fase yang begitu membahagiakan ( bagiku ) dan begitu melelahkan ( bagimu )....

Ku ingat, sebenarnya aku sudah pesimis sebelumnya, berkaca dari pengalaman si kakak yang tidak beruntung mendapat "makanan terbaiknya" waktu itu, karena cairan berharga itu sepertinya tidak dapat terproduksi dengan melimpah pada tubuhmu, tidak seperti melimpahnya ASI pada temanmu yang juga sedang menyusui (ini katamu, percayalah aku tidak pernah mensurvey pabrik ASI orang lain...hehe)

Maka, pikirku hal yang sama juga akan terjadi pada si adik. Paling satu dua bulan dia akan mendapatkannya, selanjutnya.....

ternyata, usaha dan kepercayaan dirimu maksimal. Didukung oleh referensimu tentang makanan dan racikan herbal tertentu ( yang sepertinya tidak enak rasanya ), kamu konsumsi dengan sabar dan telaten untuk meningkatkan "kuantitas produksi". Tidak lupa ASI beku botol demi botol kau sediakan dalam freezer, walaupun selalu besar pasak dari pada tiang. Konsumsi si adik selalu lebih banyak dari pada supply...hampir aku menyerah, namun kamu tidak.

Dengan penuh pengorbanan ( menurutku ) kamu telah memberikan yang terbaik, membagi waktu dan tenaga dalam dua tugas berat yang kamu emban, sebagai abdi masyarakat sekaligus ibu dari anak anak. betapa tiap pukul 11 malam dan jam 3 dini hari kamu pulang untuk menyusui kemudian berangkat lagi untuk melaksanakan tanggung jawabmu pada negeri dan masyarakat....dan itu selama 6 bulan.

Sufor yang masih terbungkus rapat itu menjadi saksi, betapa sempat dulu hampir putus asa karena tingginya demand bayi kita. Namun pengorbananmu ternyata menjadikan bungkus susu formula itu tak pernah di buka. 

Selamat untuk si adik, dan

TERIMA KASIH ISTRIKU, 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline