Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Iqbal

Mahasiswa Komunikasi

"Anybody Else But Me", Sebuah Renungan untuk Kaum Minderan

Diperbarui: 17 Februari 2022   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekitar dua bulan yang lalu sewaktu sedang suntuk di kamar, saya memutuskan untuk ngubek-ubek youtube mencari lagu. Biasanya sih cukup dengan memutar mix yang sudah disediakan youtube. Namun, lama-kelamaan rasanya bosen juga mendengar itu-itu saja. Makanya, cari lagu lain aja deh!  Pencarian berakhir di kanal kepunyaan band Fur. Awalnya saya hendak memutar Angel Eyes, tapi kok nampak ada "barang baru", ya sudah deh langsung putar yang itu.

Anybody Else But Me judulnya. Kesan pertama mendengar lagu tersebut menyenangkan. Saya suka musiknya dan kebetulan memang suka lagu-lagu milik Fur sejak lama. Disclaimer! Saya bukan penggemar berat yang sampai nonton konser, ngikutin setiap album, atau beli merchandise-nya. Kegemaran saya pada band asal Inggris ini hanya mentok di YouTube atau Spotify.

Kembali lagi ke soal lagu. Tulisan ini enggak akan membahas tentang kualitas musik atau teknis permainan alatnya, percayalah! Saya pun bingung soal hal begitu. Akan tetapi, ada satu hal yang membuat lagu ini spesial di hati. Apa itu? Liriknya! Sangat relate bagi saya mahasiswa yang baru lulus kuliah dan masih menganggur. Melihat orang lain beserta pencapaiannya membuat pikiran cukup lelah. Lagu ini bak oase di tengah padang pasir!

Menurut kacamata saya, Fur menghadirkan cerita tentang perasaan insecure pada lagu ini. Soal bagaimana merasa orang lain selalu lebih baik ketimbang diri sendiri. Mengenai keinginan untuk menjadi orang lain serta kurangnya rasa percaya diri. Cocok buat kawula muda yang katanya mudah overthingking!

All of my life

All the people in my mind

Were always so much better than i

Could ever be if I tried

I've always dreamed of being

Anybody else but me

Itulah sepenggal liriknya! Bagian yang menurut saya paling ngena dan berhasil membuat mulut selalu ikut bernyanyi! Oh iya, kalau nonton video klipnya anda akan melihat 4 mas-mas yang sedang menggunakan topeng sembari berjoget. Kemudian di akhir video mereka melepaskan topeng tersebut, seperti ingin bilang kalau mereka akhirnya menerima dirinya apa adanya. Begitu kira-kira interpretasi saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline