Lihat ke Halaman Asli

Bangsat*

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

untuk nopi suardani

Bangsat, begitu katamu
ketika menatap wajahku
yang berkali-kali berpaling
dan kehilangan binar bintang.
Bangsat, katamu lagi
aku belum selesai bicara, tambahmu
tatap dan jangan berusaha menelan mataku, desakmu
bila tidak, rajamku menelanmu
Lagi-lagi bangsat, katamu
seperti aku datang terlambat bercinta
untuk yang kesekian kalinya
dan lupa posisi yang kau suka.
Tapi lagi-lagi bangsat, katamu
seolah hanya itu ungkapan termulia
dari luas samudera kata-katamu.

Tapi kali ini kukatakan bangsat: padamu
apa tak ada makian lain,
selain bangsat yang sudah letih dan lelah
bahkan kehilangan tangga nada mayornya.

Oktober 2010
*)interpretasi dari cerpen “Sialan” karya Nopi Suardani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline