Lihat ke Halaman Asli

Junk Journal: Buku Catatan Unik dengan Nilai Estetik

Diperbarui: 6 Juni 2022   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Satu tahun terakhir ini saya mulai menyelami dunia perjurnalan, khususnya Junk Journal. Ketertarikan ini muncul sewaktu melihat sebuah postingan di Instagram yang mengulas tentang Junk Journal dan Scrapbook. 

Disitu ditampilkan sebuah journal yang dipenuhi dengan berbagai macam hiasan dari kumpulan kertas bekas mulai dari nota, label, perangko, stiker, majalah, dan koran bekas. Meskipun semua terbuat dari bahan-bahan bekas, namun jurnal itu tampak memiliki nilai estetik yang tinggi dan tersusun dengan sebuah tema vintage yang unik.

Junk Journal itu seperti apa sih? Jujur, saya sendiri masih bingung mendeskripsikan Junk Journal itu seperti apa, karena definisinya bercampur dengan modul jurnal yang sejenis. Contohnya: Scrapbook, Smashbook, atau Art journal. 

Menurut saya pribadi, Junk Journal adalah sebuah Jurnal atau buku yang terbuat dari bahan-bahan atau item yang berbahan dasar kertas (saya membatasi bahan-bahan kertas agar dapat dibedakan dengan Art Journal atau Mixed Media Journal) seperti, majalah, koran, amplop bekas, kartu pas, tiket, nota, dan lain-lain. 

Semua bahan tersebut mayoritas adalah bahan bekas. Junk Journal difungsikan sebagai alat untuk mengumpulkan atau merekam memori, ide, pikiran, atau inspirasi. Definisi diatas saya gunakan untuk menjelaskan pada orang-orang yang tidak familiar dengan dunia papercrafting. 

Terus apa bedanya dengan model jurnal lain? 

Bedanya tipis. Misalnya scrapbook, scrapbook pada umumnya terbuat dari bahan-bahan yang relatif lebih tahan lama dan baru. Sedangkan untuk junk journal terbuat dari bahan daur ulang dan bekas pakai. 

Scrapbook cenderung lebih "rapi" dibandingkan dengan junk journal yang cenderung penuh, bertumpuk, dan "gemuk". 

Jika kita memasukkan bahan-bahan seperti kanvas, kain, renda, cat minyak, dan memfungsikan jurnal tersebut untuk melukis, doodling, atau sketsa, maka junk journal akan berubah menjadi art journal. Kemudian lagi jika kita menulis, menggambar, menuangkan ide secara acak, membuat sebuah konsep, maka junk journal tersebut dapat disebut dengan smash journal. 

Pada umumnya smash book atau smash journal berfungsi seperti "tempat sampah" atau kotak penyimpanan sementara untuk ide, gagasan, catatan, to do list, dan sebagainya.

 Smash journal memiliki tema yang berbeda antara halaman satu dengan yang lain. Sedangkan junk journal memiliki tema yang relatif sama dalam satu buku. Terus bullet journal itu seperti apa? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline