Lihat ke Halaman Asli

Terkayakan di Sela Termiskinkan

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nak, kamu harus sarapan pagi yang bergizi
Minum susu yang banyak
Minum vitamin
Dan makanlah makanan yang organik

Ibu, adakah sepotong ubi rebus untuk sarapan?
Atau sepertiga roti pengganjal perut?
Atau haruskah anakmu ini menunggu siang
Itu pun jika ada nasi yang berkecupan

Nak, segeralah kamu siap - siap
Jangan sampai terlambat sekolah
Tuh mobil dah papa beli yang baru
Dan ini uang jajanmu

Ibu, anakmu pamit ya
Takut nanti keburu siang
Bisa - bisa daganganku tak habis terjual
Dan aku bisa terlambat memungut kaleng bekas

Nak, gimana sekolah mu tadi?
Minggu depan jadi rekreasi nggak?
Oya, ulang tahunmu kita adakan di Hoel saja ya
Biar lebih meriah

Ibu, cuma ini yang ku dapat tadi siang
Cukup untuk makan kita besok
Dan untuk berobat ibu harus dicari lagi
Kita harus kembali lapar selanjutnya

Pa, aku ingin seperti papa
Aku ingin sekolah ke luar negeri
Aku ingin menjadi penguasa dan pengusaha
Biar tetap menjadi orang terpandang

Nak, kamulah tulang punggung keluarga kita sekarang
Tak akan ada yang melirik apalagi melihat kita
Inilah kita yang miskin termiskinkan
Meski hidup di negeri kaya terkayakan

======

Pinggiran Kota, 28 May 2011

Bukan Pujangga

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline