Lihat ke Halaman Asli

Budaya Kita Dicuri, Ngapain Loe Protes?

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memang kita seharusnya merasa malu akan hal yang terjadi sekarang. Sebagai manusia setidaknya kita harus bisa mengambil sisi positif bukan hanyanegatif saja. Apalagi hanya bisa menghujat dengan mulut saja padahal kenyataannya yang dibutuhkan dalam penyelesaian masalah ini bukanlah menghujat atau mencaci. Tapi lebih ke tindakan real dari diri kita.

Diakui atau tidak, kita baru tau kalo di Indonesia ada tarian yang bernama tor-tor, iya to? Dari 100 orang indonesia mungkin hanya 1 orang saja yang tahu apa itu tari tor tor dan orang itu pasti orang batak.

Diakui atau tidak, pejabat kita pun begitu juga sehingga acuh dengan tari tor tor. Bagaimana mau mendaftarankan patennya jika kita tidak tahu?

Diakui atau tidak, tari tor tor, reog atau angklung sudah tersisihkan dari kehidupan kita, kalau jaman dulu jika ada hajatan tentu tidak asyik kalau tidak ada hiburan reog atau tari-tarian daerah tapi sekarang?Hajatan tidak asik kalo tidak ada acara dangdutannya, kalau kita disuruh milih antara nanggap reog atau orkes sagita. Mana yang kita pilih?

Budaya budaya kita yang lain pun bernasib sama. Ibaratnya gini bro, kita punya istri yang sudah tidak kita rawat, kita sama sekali tidak perduli dengan istri kita bahkan kita lebih asik dengan istri muda kita. Tiba-tiba istri kita direbut oleh orang lain. So? Ngapain loe protes.

Bukan maksud saya membenarkan tindakan malaysia yang mencuri budaya kita. Apa kita tidak sadar adahal kita sendiri yang membuang budaya kita?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline