Lihat ke Halaman Asli

Libur Sekolah 7 Hari di Awal Ramadan: Kebijakan Baru dan Dampaknya

Diperbarui: 22 Januari 2025   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendikdasmen Abdul Mu'ti ketika diwawancarai tentang libur Ramadan . Foto: detikcom

Pemerintah telah menetapkan kebijakan baru terkait jadwal libur sekolah selama bulan Ramadan 2025. Berdasarkan Surat Edaran Bersama (SEB) yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama, serta Menteri Dalam Negeri, siswa akan menjalani pembelajaran mandiri di rumah selama 7 hari pada awal Ramadan, yaitu dari tanggal 27 Februari hingga 5 Maret 2025.

Alasan dan Tujuan Kebijakan

Kebijakan ini dibuat dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih fokus menjalankan ibadah puasa, menyesuaikan pola tidur, serta mengurangi kelelahan yang bisa mempengaruhi efektivitas belajar. Selain itu, pembelajaran mandiri ini bertujuan untuk mendorong kemandirian siswa dalam mengelola waktu dan tanggung jawab akademik mereka.

Mekanisme Pembelajaran Mandiri

Selama periode ini, siswa tidak diwajibkan hadir di sekolah. Namun, mereka tetap diharapkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah, madrasah, atau lembaga pendidikan keagamaan masing-masing. Guru dan tenaga pendidik akan memberikan panduan serta materi pembelajaran yang dapat diakses secara daring maupun luring sesuai dengan kebijakan masing-masing sekolah.

Jadwal Kembali ke Sekolah dan Libur Menjelang Idul Fitri

Setelah masa pembelajaran mandiri berakhir, kegiatan belajar mengajar di sekolah akan kembali berjalan normal mulai tanggal 6 Maret hingga 25 Maret 2025. Menjelang Idul Fitri, pemerintah juga menetapkan libur sekolah tanpa tugas belajar mulai tanggal 26 Maret hingga 8 April 2025. Masa pembelajaran dimulai lagi pada Selasa, 9 April 2025. Periode ini bertujuan agar siswa dapat berkumpul dengan keluarga dan menjalankan tradisi serta. Ibadah di bulan suci dengan lebih khusyuk.

Dampak dan Respons Masyarakat

Kebijakan ini tentunya mendapat beragam tanggapan dari masyarakat. Sebagian orang tua menyambut baik keputusan ini karena memberikan kesempatan kepada anak-anak mereka untuk beradaptasi dengan ritme Ramadan tanpa harus terganggu oleh padatnya aktivitas sekolah. Namun, ada juga yang mengkhawatirkan efektivitas pembelajaran mandiri, terutama bagi siswa yang kurang memiliki akses ke materi pendidikan secara daring.

Beberapa sekolah juga telah menyatakan kesiapan mereka dalam mendukung kebijakan ini dengan menyiapkan modul belajar yang fleksibel dan tetap memastikan siswa mendapatkan materi yang cukup selama libur awal Ramadan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline