Lihat ke Halaman Asli

Wacana Pemanfaatan Dana Zakat untuk Program Makan Bergizi Gratis

Diperbarui: 17 Januari 2025   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Makan Bergizi Gratis dengan Zakat (Dokpri Canva)

Wacana pemanfaatan dana Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (ZIS) untuk mendanai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Usulan ini mengundang pro dan kontra, mengingat dana ZIS memiliki aturan penggunaan yang ketat berdasarkan prinsip syariah.

Tantangan dalam Implementasi

Dana ZIS memiliki alokasi jelas untuk delapan asnaf, termasuk fakir miskin. Namun, memilah penerima manfaat MBG agar sesuai dengan kategori tersebut dalam skala besar sangat sulit. Mekanisme yang jelas diperlukan untuk memastikan dana ZIS digunakan secara tepat dan tidak melanggar ketentuan agama.

Perlunya koordinasi dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Kementerian Agama, Lembaga Amil Zakat dan organisasi terkait menjadi hal yang sangat penting. Hal ini bertujuan untuk menjamin bahwa pemanfaatan dana ZIS tidak keluar dari ketentuan syariah dan tetap sesuai dengan tujuan pengelolaan zakat.

Tantangan utama dari wacana ini adalah memastikan program hanya menyasar kelompok yang benar-benar berhak, tanpa mencampur penerima manfaat yang tidak sesuai dengan ketentuan zakat. Selain itu, pengawasan ketat diperlukan untuk mencegah adanya penyalahgunaan dana. Maka dari itu usulan penggunaan dana zakat untuk mendukung program makan bergizi gratis perlu dikaji lebih dalam agar tepat sasaran.

Satu hal yang mungkin perlu diperdalam adalah mengenai pembagian kategori siswa penerima program MBG bisa untuk bisa menerima zakat. Karena di antara para siswa itu ada juga yang berasal dari keluarga mampu dan bahkan berasal dari selain beragam agama Islam.

Dukungan dan Alternatif Pendanaan

Ketua DPD RI, Sultan B. Najamudin, menyatakan dukungannya terhadap wacana ini. Ia menyoroti budaya gotong royong dan kedermawanan masyarakat Indonesia sebagai modal besar dalam menjalankan program sosial semacam ini.

Masyarakat kita dikenal dermawan. Budaya gotong royong sudah menjadi DNA bangsa ini. Kenapa tidak kita manfaatkan untuk program yang berdampak langsung seperti makan bergizi gratis? katanya.

Sultan juga menambahkan bahwa pembiayaan MBG melalui dana zakat dapat membantu meringankan beban anggaran pemerintah dan menjadikan program ini lebih efektif serta berkelanjutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline