By : Ipi Fernandez
Tadi soreh,tepatnya jam 14.30 saya menghadiri acara pemakaman seorang bapak pensiunan guru sekolah dasar yang meninggal hari kemarin.Istri idak bisa ikut karena harus menyiapkan segala sesuatu kaitan dengan UN SD disekolahkarena tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah .Tiba dirumah duka acara pemakaman pas dimulai , diawali dengan perayaan misa sesuai tradisi agama Khatolik.tidal lazim memang karenadalam tradisi gereja Khatolik bila pemakaman pada hari minggu maka aturan yang berlaku hanya boleh diawali dengan perayaan sabda tanpa imam, tetapi hari ini perayaan dipimpin oleh seorang imam.
Sepanjang perayaan saya benar-benar kehilangan konsentrasi , hilang keseimbangan, fenomena apakah yang bakal terjadi, ada apakah dibalik semuanya ini. Ditengah kegalauan, tiba-tiba saja terlintas dbenak saya bahwa almarhum tidak punya anak, mungkin ini anugerah istimewa dari sang pemilik kehidupan. Nasib bapak ini tak ubahnya dengan saya tetapi apakah saya juga akan mendapatkan hadiah seperti ini? Mungkin “Jembatan batu “yang dibangun mas Ebiet G AD bisa membantu saya dan anda yang senasib dengan Bapak ini dalam nada “Lolong”nya :
Jembatan batu disebelahku diam
Pancuran bambu kecil memercikan air
Menghempas diatas batu hitam
Meniti,menikam sepi pagi
Pucuk-pucuk cemara bergoyang-goyang
Diterpa angin dingin musim ini
Seperti mengisyaratkan doa
Rahasia alam diam disekitarnya
Disinipun aku mencari Engkau
Setiap kali kupanggili namaMu
Tetapi selalu saja hanya gema suaraMu yan terdengar rindu
Gadis manis duduk disebelahku
Menyematkan kembang disaku bajuku
Dan bercerita tentang sepasang burung
Yang bercumbu diatas dahan
Tetapi sepi tetap bergayut didada
Selalu kuteriakan kata”dimana”?
Tetapi rindu tetap bergayut didada
Selalu kuteriakan kata”dimanaaaaaa”?
Ketika pulang aku turun ke kali
Dan berkaca diatas air
Kulihat wajahku letih dan tua
Tapi aku berusaha tertawa
Anggap hidup hanya sandiwara
Yang akan berakhir . . . . .segera
Minggumisteri,06/05/2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H