Lihat ke Halaman Asli

Maria Kristofora

Midwife, Lactation Consultant, and Movie Lovers

Tips ASI Lancar bagi Busui yang Bekerja Kantoran

Diperbarui: 11 September 2024   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ASI yang dipompa saat bekerja kantoran. (Shutterstock via kompas.com)

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi kita. Badan kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan pemberian ASI sejak lahir, hingga 2 tahun atau lebih. 

Usai melewati Bulan Menyusui Nasional yang diperingati tiap Agustus, para busui, khususnya yang bekerja kantoran, harus diingatkan terus akan pentingnya memastikan ketersediaan ASI bagi sang buah hati sebagai prioritas.

ASI sendiri memiliki banyak keuntungan yang tidak didapatkan dari susu pengganti lainnya, baik untuk bayi maupun ibu. Bagi bayi, di dalam komposisi ASI terdapat antibodi, antiinfeksi, dan faktor pertumbuhan yang sangat penting bagi tumbuh-kembang bayi. 

Sedangkan bagi ibu, pemberian ASI bisa mencegah terjadinya kanker payudara, menjadi diet alami, dan sekaligus menunda kehamilan baru. Secara ekonomi, tentunya produksi ASI secara natural ini merupakan makanan bagi bayi yang tersedia secara gratis.

Menjadi seorang busui yang bekerja kantoran tentu menjadi tantangan tersendiri, terutama ketika ingin terus memberikan ASI secara eksklusif bagi bayi di sela-sela kesibukan. 

Namun, dengan perencanaan yang tepat dan dukungan yang memadai, busui dapat menjalani rutinitas kerja tanpa harus mengorbankan waktu menyusui. Berikut adalah lima tips penting untuk membantu busui agar tetap bisa menyusui sambil menjalani pekerjaan di kantor.

1. Rencanakan Waktu Menyusui

Langkah pertama yang penting untuk dipikirkan busui, adalah merencanakan waktu yang tepat untuk memompa ASI. Busui pekerja kantoran disarankan mulai memompa ASI sejak 2 minggu - 1 bulan sebelum kembali bekerja (bila mengambil cuti).

Dewasa ini banyak busui yang memilih untuk menjadi mama eping atau eksklusif pumping, yang tidak menyusui secara langsung.

Maka dari itu, frekuensi menyusui langsung dengan kombinasi pumping, ataupun full-pumping harus sudah dijalankan sedari dini. Bagi ibu yang menyusui langsung, saat bersama bayi tetap diutamakan menyusui langsung. Pumping bisa dilakukan setelah menyusui atau ketika bayi sedang tidur.

Bagi mama eping, frekuensi melakukan pumping harus konsisten dengan jeda 2 sampai 3 jam. Konsistensi inilah yang diperlukan sebagai adaptasi, ketika beralih dari pumping di rumah hingga beralih ke tempat kerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline